Enam orang tewas dan 10 orang hilang setelah curah hujan tinggi yang memicu banjir dan tanah longsor di beberapa bagian Prefektur Ishikawa, Jepang.
Kota Wajima dan Suzu, yang masih dalam masa pemulihan dari gempa mematikan yang meluluhlantahkan wilayah tersebut pada 1 Januari, terkena dampak paling parah dari banjir yang dimulai pada hari Sabtu dan berlangsung hingga Senin sore waktu setempat (03:00 GMT). .
Pada hari Minggu, kedua kota tersebut mencatat curah hujan lebih dari dua kali lipat dari rata-rata curah hujan yang biasanya terjadi pada bulan September dalam setahun, media lokal melaporkan.
Lusinan sungai meluap, memutus jalan dan mengisolasi lebih dari 100 komunitas di seluruh prefektur, tambah laporan tersebut.
Dua orang tewas ditemukan di dekat terowongan longsor di Wajima. Salah satunya adalah kuli bangunan yang sedang memperbaiki jalan.
Kematian lainnya termasuk dua pria lanjut usia dan seorang wanita lanjut usia, kata Japan Times, mengutip pejabat setempat.
Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan tingkat peringatan “fatal” tertinggi untuk Ishikawa pada hari Sabtu dan menurunkannya menjadi peringatan normal pada hari Minggu. Namun petugas meminta waspada karena ada kemungkinan hujan lebat hingga Senin sore.
Banjir melanda perumahan sementara bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa Tahun Baru. Rekaman yang disiarkan NHK menunjukkan seluruh jalan di Wajima terendam air.
Wilayah ini masih dalam masa pemulihan dari gempa berkekuatan 7,5 skala Richter pada bulan Januari yang menewaskan sedikitnya 236 orang, merobohkan bangunan dan memicu kebakaran besar.
Sekitar 4.000 rumah tangga tanpa aliran listrik pada hari Senin, menurut Perusahaan Tenaga Listrik Hokuriku.
Lebih dari 40.000 penduduk di empat kota di Ishikawa, termasuk Wajima, Suzu dan kota Noto, dievakuasi pada akhir pekan.
Sebanyak 16.000 warga lainnya di prefektur Niigata dan Yamagata di utara Ishikawa juga diminta untuk mengungsi, kata kantor berita AFP.