TIni adalah film biografi yang mengilap, menarik, namun terlalu panjang tentang petinju peraih medali emas Olimpiade dua kali, Jerzy Krejci, yang berupaya memposisikannya sebagai semacam pahlawan rakyat anak nakal yang sesat. Sesuatu seperti George Best atau Diego Maradona dari Polandia. Tapi karena berlatar akhir tahun 60an, masa ketika Polandia tidak terlalu penuh gejolak tapi sangat diinginkan, film Szaweri Żuławski sebagian besar bercerita tentang cara-cara yang berlebihan dan aneh dalam menetralkan taruhannya terlibat dalam.
Clay (Tomasz Włosok) pulang ke rumah dari Olimpiade Tokyo 1964 dan merupakan pahlawan nasional. Ditekan oleh istrinya Helena (Mihalina Olszanska) untuk memperbaiki kehidupannya, dia menandatangani kesepakatan untuk apartemen baru dengan atasan polisi Kolonel Sikorski (Tomasz Kott era Perang Dingin) dengan imbalan menjadi boneka Republik Rakyat Tie. Namun semakin banyaknya berkas mengenai kambing mereka, termasuk tuduhan minuman keras, main perempuan, dan perjudian ilegal, membuat partisipasinya di Olimpiade Mexico City semakin diragukan.
Subjudul film tersebut berarti “Dua Sisi Medali,” dan banyak dipengaruhi oleh sifat ganas Kressi. Namun film ini memakan waktu terlalu lama untuk mendramatisasi bagian yang lebih gelap ini, alih-alih menawarkan sketsa yang membosankan dan cepat tentang selebriti baru dan kehidupan keluarga si pemalas yang terdengar seperti persilangan antara Raging Bull dan Monkees. Sikap sembrono ini tidak hanya melemahkan Krej sendiri, yang tampak lebih seperti anak laki-laki yang menyedihkan daripada simbol pergolakan zaman, tetapi juga sosiologi plot, di mana Helena berupaya menemukan kemerdekaannya sendiri dengan perlahan-lahan meliberalisasi Polandia melemahkan bobot target.
Untungnya, mengingat pertandingan sebenarnya juga biasa-biasa saja, Żuławski mengambil petunjuk dari strategi Krejsi sendiri dan mampu melakukan comeback secara tiba-tiba di 30 menit terakhir. Ketika Helena terpaksa membuat pilihan kejam untuk memastikan suaminya yang bandel dikirim ke Meksiko, sikapnya semakin mengeras dan drama akhirnya mulai mengakar. Film biografi tersebut akhirnya membuktikan dirinya sebagai kekasih yang lebih mumpuni dibandingkan petarung, berkat penampilan tenang Olszanska yang mendukung gejolak percintaan keduanya.