Chisinau menuduh Moskow merusak proses demokrasi dan mengutuk drone yang terbang di atas wilayahnya.
Moldova menyampaikan surat protes kepada duta besar Rusia di Chisinau atas dugaan campur tangan dalam pemilu baru-baru ini.
Kementerian Luar Negeri Chisinau mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa mereka telah menyampaikan “catatan protes tegas” mengenai “campur tangan ilegal dan disengaja” kepada utusan Oleg Ozerov dalam pertemuan di kantornya. Moldova menuduh Rusia berusaha mempengaruhi pemilihan presiden baru-baru ini dan referendum keanggotaan Uni Eropa.
Rusia berupaya mempengaruhi hasil pemilu dan mendelegitimasi proses demokrasi, keluh kementerian tersebut.
Chisinau menuduh Rusia mengorganisir pemungutan suara yang tidak memenuhi syarat, penyuapan dan ancaman keamanan dalam upaya untuk mempengaruhi pemungutan suara.
Moskow membantah mencoba mempengaruhi pemilu, yang dimenangkan dengan tipis oleh presiden pro-Barat Maia Sandu, dibantu oleh suara dari warga Moldova di luar negeri.
Moldova juga memberikan suara dengan selisih kecil untuk mendukung pencantuman klausul dalam konstitusinya yang mendefinisikan keanggotaan UE sebagai sebuah tujuan.
Rusia mengatakan pemungutan suara tersebut tidak adil dan tidak memandang Sandu sebagai presiden yang sah.
Orientasi Moldova ke arah barat, yang dulunya merupakan bagian dari Uni Soviet, telah memperburuk hubungan dengan Rusia dalam beberapa tahun terakhir.
Blok Eropa, bersama dengan Amerika Serikat, mendukung klaim Moldova bahwa Rusia mencoba ikut campur dalam pemilu di negara tersebut.
Pelanggaran
Kementerian Luar Negeri Moldova juga mengatakan pihaknya memanfaatkan pertemuan tersebut untuk mengutuk keras pelanggaran wilayah udaranya yang dilakukan oleh dua drone Rusia pada hari Minggu.
“Lembaga yang kompeten di negara kami memiliki informasi jelas yang menunjukkan bahwa drone tersebut diluncurkan oleh Federasi Rusia,” kata kementerian tersebut.
“Duta Besar diperingatkan bahwa serangan agresif seperti itu merupakan pelanggaran serius dan tindakan bermusuhan dari Federasi Rusia, karena drone ini membahayakan nyawa warga.”
Ozerov membantah dipanggil oleh kementerian, dan menyatakan bahwa pertemuan tersebut telah disepakati bersama.
“Pembicaraan tersebut memungkinkan untuk mengklarifikasi isu-isu terkait hubungan bilateral kami yang akut dan kompleks,” kata duta besar Rusia.
Ozerov mengatakan tidak ada bukti bahwa drone tersebut milik Rusia dan Moskow tidak menerbangkan drone melalui negara tetangga Ukraina.
Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan setelah Moldova mengatakan mereka menemukan dua drone “umpan” Rusia jatuh di dua desa menyusul serangan drone Rusia di Ukraina.