Partai Demokrat yang tadinya rentan, kini mengubah pertanyaan mengenai usia dan kompetensi menjadi sebuah serangan terhadap Donald Trump.

Barack Obama mempertanyakan stamina Donald Trump untuk menduduki jabatan tinggi, saat ia berkampanye atas nama calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris di negara bagian Arizona.

Pada rapat umum hari Jumat di kota Tucson, Obama mengkritik Trump mengenai kemampuannya untuk menjalani masa jabatan kedua, sebuah tema yang baru-baru ini menjadi fokus Harris dan para pendukung kampanyenya.

“Selain niatnya, ada juga pertanyaan tentang kompetensinya. Pernahkah kamu melihatnya akhir-akhir ini?” tanya Obama. “Maksud saya, dia ada di luar sana, dia memberikan pidato selama dua, dua setengah jam, hanya sekedar salad kata. Anda tidak tahu apa yang dia bicarakan.”

Partai Demokrat dengan cepat mempertanyakan apakah Trump cukup muda dan cukup kompeten secara mental untuk menjalani masa jabatan berikutnya di Gedung Putih.

Setelah Presiden Joe Biden yang berusia 81 tahun menunda kampanye pemilihannya kembali pada bulan Juli dan digantikan oleh Wakil Presiden Harris yang berusia 59 tahun dari Partai Demokrat, pertanyaan tentang usia berubah dari kerentanan bagi Partai Demokrat menjadi sebuah garis serangan yang ampuh terhadap Trump, yang kini menjadi kandidat presiden tertua dalam sejarah AS.

Serangan-serangan tersebut meningkat selama seminggu terakhir, setelah serangkaian peristiwa di mana Trump tampak tidak yakin pada dirinya sendiri dan pembatalan media yang digambarkan oleh Partai Demokrat sebagai bukti kelelahan fisik dari kampanye.

“Jika dia tidak mampu menangani kerasnya masa kampanye, apakah dia layak untuk melakukan pekerjaan itu?” Harris mengatakan pada rapat umum di negara bagian Michigan yang harus dimenangkan pada hari Jumat.

Harris dan sekutunya seperti Obama dan istrinya Michelle akan berupaya menggalang pemilih di sejumlah kecil negara bagian yang memainkan peran besar dalam menentukan pemilihan presiden AS, yang dikenal sebagai negara bagian swing states atau battleground states, pada minggu-minggu terakhir sebelum pemilu tanggal 5 November.

Arizona, tempat Obama berbicara pada hari Jumat, adalah salah satu negara bagian tersebut, dengan rata-rata jajak pendapat menunjukkan Trump unggul rata-rata sekitar dua poin. Di Michigan, tempat Harris berbicara pada hari yang sama, wakil presiden dari Partai Demokrat itu unggul kurang dari satu poin.

Partai Demokrat sering menggambarkan Trump sebagai sosok yang berbahaya dan antidemokrasi, dengan menyebut upayanya untuk membalikkan kekalahannya pada pemilu tahun 2020 berdasarkan klaim palsu bahwa pemilu tersebut “dicurangi” terhadap dirinya dan saran bahwa lawan politik harus diadili di pengadilan militer.

“Tucson, kita tidak perlu melihat seperti apa Donald Trump yang lebih tua dan lebih gila jika tidak ada pagar pembatas,” kata Obama.