Organisasi yang bermarkas di Paris ini menyebutkan kegagalan pemerintah untuk bertindak berdasarkan rekomendasi sebelumnya, yang beberapa diantaranya sudah berusia lebih dari satu dekade.
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) telah membatalkan misinya ke Hongaria untuk membahas langkah-langkah antisuap, katanya, dengan alasan kegagalan pemerintah untuk bertindak berdasarkan rekomendasi sebelumnya.
Tidak ada tanggapan segera dari pemerintah Hongaria pada hari Selasa setelah apa yang dikatakan OECD dalam sebuah pernyataan adalah pertama kalinya misi tingkat tinggi dibatalkan.
Dijadwalkan pada hari Selasa dan Rabu, pertemuan tersebut dibatalkan karena apa yang digambarkan OECD sebagai ketidakmampuan pemerintahan Perdana Menteri Viktor Orban untuk mendapatkan keterwakilan yang memadai dari para menteri dan pejabat senior untuk acara tersebut.
“Misi tingkat tinggi yang diputuskan oleh Kelompok Kerja Penyuapan pada Desember 2023 dimaksudkan untuk mengatasi kegagalan Pemerintah Hongaria dalam membuat kemajuan nyata dalam menangani rekomendasi-rekomendasi yang sudah lama ada,” kata OECD dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Hal ini terkait dengan apa yang digambarkan oleh OECD sebagai kurangnya pemahaman pemerintah Hongaria mengenai paparan risiko suap asing, tidak adanya strategi untuk mendeteksi dan menyelidiki kasus suap asing, dan kurangnya kejelasan hukum terkait tanggung jawab perusahaan atas suap asing.
OECD mengatakan beberapa rekomendasinya sudah ada sejak lebih dari satu dekade lalu.
“Kelompok Kerja juga masih sangat prihatin dengan rendahnya tingkat penegakan suap asing di Hongaria,” katanya.
OECD mengatakan akan menerapkan langkah-langkah tambahan agar pemerintah Hongaria dapat terlibat kembali pada tingkat yang sesuai dan memperkenalkan rancangan rencana langkah-langkah yang diusulkan untuk mengatasi kekurangan yang telah diidentifikasi oleh kelompok kerjanya.
Uni Eropa dan Amerika Serikat telah lama memperingatkan mengenai tingkat korupsi yang terkait dengan politik di Hungaria dan menyatakan kekhawatiran atas kondisi demokrasi dan supremasi hukum di negara tersebut. Brussels telah menangguhkan miliaran dolar pendanaan Uni Eropa dalam upaya mendorong Orban mengatasi masalah ini.
Protes meletus di Hongaria pada bulan Maret setelah sebuah rekaman dirilis oleh mantan orang dalam pemerintah yang menjadi kritikus, Peter Magyar, yang mengklaim rekaman tersebut membuktikan para pejabat tinggi korup.
Para pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Orban dan kepala jaksa penuntutnya.