Sejarah panjang Perancis dalam melarang simbol-simbol agama dan simbol-simbol yang dibenarkan secara politik untuk mempertahankan prinsip “laïcité” (atau sekularisme) telah disorot dengan jelas selama Olimpiade.
Pelari cepat Perancis Sounkamba Sylla mengungkapkan kekecewaannya karena awalnya dia dilarang berpartisipasi dalam upacara pembukaan minggu lalu karena jilbabnya. Kesepakatan di menit-menit terakhir dibuat agar Sylla menutupi rambutnya dengan topi agar dia bisa mengikuti acara tersebut.
Bulan lalu, beberapa organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, menulis surat kepada Komite Olimpiade Internasional yang mengecam larangan tersebut dan mendesak mereka untuk melakukan intervensi.
“Larangan yang diberlakukan oleh otoritas olahraga Prancis bersifat diskriminatif dan menghalangi atlet Muslim yang memutuskan untuk berhijab dalam menjalankan hak asasi mereka untuk berlatih olahraga tanpa diskriminasi dalam bentuk apa pun,” kata surat itu.
“Larangan tersebut juga bertentangan dengan persyaratan hak asasi manusia bagi negara tuan rumah dan kerangka strategis IOC mengenai hak asasi manusia, serta bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Olimpiade.”
Tidak ada undang-undang atau kebijakan nasional yang melarang hijab dalam olahraga. Masing-masing federasi olahraga mempunyai peraturan tersendiri mengenai pelarangan pasal agama.
Sensitivitas budaya dan agama sering ditonjolkan dalam voli pantai. Secara historis, peserta wanita telah bermain dengan bikini sejak diperkenalkan di Olimpiade Atlanta tahun 1996.
Federasi Bola Voli Internasional melonggarkan peraturan pakaiannya menjelang Olimpiade London 2012, mengizinkan perempuan berkompetisi dengan mengenakan celana pendek dan kaus berlengan, bukan bra dan celana dalam olahraga.
“Saya suka bermain dengan hijab, bukan bikini,” kata Elghobashy, yang menyebut perubahan peraturan yang dilakukan badan pengelola bola voli sebagai tanda “rasa hormat.”
“Untuk gadis lain, kamu mungkin tidak menyukainya, bagimu tidak apa-apa. Ini kebebasan, saya merasa nyaman dan baik. Jilbab adalah bagian dari diriku. Tidak (seperti itu) untuk semua orang.”