Seorang pria Polandia mengaku tidak bersalah memukul perdana menteri Denmark, dengan mengatakan dia terlalu mabuk untuk mengingat kejadian tersebut.

Tersangka, yang tidak dapat disebutkan namanya karena batasan hukum, didakwa melakukan penyerangan terhadap seorang pegawai pemerintah di ibu kota Denmark, Kopenhagen, serta beberapa tuduhan pemaparan tidak senonoh dan penipuan sehubungan dengan insiden lainnya.

Dia mengaku bersalah atas beberapa tuduhan lain dan bisa menghadapi hukuman penjara dan deportasi.

PM Mette Frederiksen mengalami luka ringan di leher dan bahu Serangan itu terjadi tiga minggu setelah Perdana Menteri Slovakia Robert Fico terluka parah dalam upaya pembunuhan.

Pria Polandia berusia 39 tahun itu mengatakan kepada pengadilan bahwa dia mengalami hari yang buruk ketika dia berhadapan langsung dengan Ms Frederiksen di Kopenhagen pada bulan Juni, hanya dua hari sebelum pemilihan Parlemen Eropa.

“Saya sedang berdiri berhadapan dengan Nyonya Perdana Menteri, (kemudian) saya tidak ingat apa-apa lagi sampai saya ditangkap,” katanya seperti dikutip kantor berita AFP.

Frederiksen, yang mendapat pukulan di bahunya, mampu meninggalkan tempat kejadian tanpa bantuan.

Dia mengatakan dia “terguncang” namun “merasa senang” dengan kejadian tersebut.

Perdana menteri dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan kemudian mengundurkan diri dari hari terakhir kampanye pemilu Eropa.

Dia tidak akan dipanggil sebagai saksi dalam persidangan.

Namun salah satu pengawalnya bersaksi bahwa pria tersebut mendekatinya di jalan yang ramai, mengatakan sesuatu yang tidak dia mengerti dan “meninjunya dengan keras di bahunya”.

Frederiksen, 46, adalah pemimpin Partai Sosial Demokrat Denmark, partai terbesar dalam pemerintahan koalisi Denmark.

Dia mulai menjabat pada tahun 2019, menjadi perdana menteri termuda dalam sejarah Denmark.

Source link