Sedikitnya 11 orang tewas dalam bentrokan antar suku di barat laut Pakistan, kata pejabat setempat.
Ketegangan meningkat di distrik Kurram di provinsi Khyber Pakhtunkhwa setelah dua orang terluka parah dalam insiden penembakan antar suku yang bersaing. Penyebab penembakan itu belum jelas.
Pejabat senior Javedullah Khan mengatakan kendaraan menjadi sasaran di berbagai wilayah di distrik tersebut, sehingga mengakibatkan lebih banyak korban jiwa. Khan mengatakan upaya sedang dilakukan untuk mengamankan rute perjalanan dan memulihkan ketenangan di daerah tersebut. Korban luka, termasuk seorang anak, dilarikan ke rumah sakit.
Pir Haider Ali Shah, mantan anggota parlemen dan anggota dewan suku, mengatakan para tetua telah tiba di Kurram untuk menengahi perjanjian damai antar suku. “Penembakan baru-baru ini sangat disesalkan dan menghambat upaya menuju perdamaian abadi,” katanya.
Bulan lalu, setidaknya 25 orang tewas dalam bentrokan berhari-hari antara kelompok bersenjata Syiah dan Muslim Sunni terkait sengketa tanah. Meskipun kedua kelompok tersebut hidup berdampingan secara damai di Pakistan, ketegangan telah terjadi selama beberapa dekade di beberapa daerah, khususnya di Khurram, yang mayoritas penduduknya adalah Muslim Syiah.
Juga pada hari Sabtu, kelompok separatis di Pakistan barat daya mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 21 orang. Tentara Pembebasan Baloch (BLA) mengatakan militannya menargetkan tambang batu bara di distrik Duki pada Kamis malam dengan senjata berat, peluncur roket, dan granat.
BLA mengumumkan angka yang lebih tinggi: 30 tewas dan 18 luka-luka. Laporan tersebut juga mengatakan personel keamanan Pakistan menyamar sebagai pekerja dan mengancam akan melakukan serangan lebih lanjut jika militer tidak mundur dari provinsi tersebut, tanpa memberikan bukti apa pun.
Balochistan adalah rumah bagi beberapa kelompok yang menuntut kemerdekaan dari pemerintah federal, dan menuduh pemerintah mengeksploitasi provinsi kaya minyak dan mineral tersebut dengan mengorbankan penduduk setempat.