Perbedaan terbesar antara batsmen India dan rekan-rekan Bangladesh mereka di seri ini adalah kehebatan enam pukulan mereka. Pemukul India mencapai 22 angka enam dalam dua pertandingan; Bangladesh hanya mampu menangani delapan permukaan, sama seperti Nitish Kumar Reddy, permukaan yang sangat tenang. Ketika ditanya tentang perbedaannya, asisten pelatih Bangladesh Nick Pothas menyalahkan genetika. “Mereka mempunyai pemain-pemain yang sangat kuat. Kami sedang melatih kekuatan dan pengondisian kami, namun Anda tidak bisa melawan genetika,” katanya.

Afrika Selatan menjelaskan hal itu. “Jika satu pemain berbobot 95-100 kg dan yang lainnya 65 kg, tentu pemain yang lebih berat akan lebih banyak memukul bola. Tentu saja waktu dan teknologi itu penting, dan kami terus berupaya pada aspek-aspek tersebut,” ujarnya.

Dia juga dikreditkan dengan meningkatkan kemampuan pemukul India di Liga Utama India. “Anda juga harus menonton IPL. Ini adalah kompetisi terbaik di dunia dengan pemain berkualitas terbaik. IPL mempersiapkan pemain untuk tingkat internasional. Membandingkan India yang memukul angka enam dengan kita sama seperti Hindia Barat yang memukul angka enam dibandingkan dengan kita,’ katanya.

Pelatih batting India Ryan ten Doschet mengandalkan keakuratan jarak yang berhasil dicapai para pemain bowling India sejauh ini di seri tersebut. “Cara kami bermain bowling menyulitkan batsmen Bangladesh untuk mencapai angka enam,” katanya.

Secara historis, batsmen Bangladesh berjumlah enam-enam bahkan di T20, di mana enam adalah mata uang paling berharga. Dalam 178 pertandingan, mereka hanya mencetak 697 angka enam, kurang dari empat persepuluh. Sixer tertinggi mereka adalah Mahmudullah yang mencetak 77 sixes dalam 129 inning. Sebagai perbandingan, Suryakumar Yadav mencetak angka enam hampir dua kali lebih banyak (139) dalam setengah babak (70). Pencetak gol terbanyak mereka dalam format ini, Shakib Al Hasan, juga menggunakan 40 bola untuk melakukan pukulan melewati tali.



Source link