Di dapur India, dua bahan yang umum digunakan untuk berbagai makanan adalah suji (semolina) dan atta (tepung gandum utuh). Keduanya serbaguna, namun perdebatan umum muncul mengenai apakah suji lebih sehat daripada atta. Untuk menjawabnya, penting untuk menguraikan komposisi nutrisi, manfaat kesehatan, dan potensi kerugian dari keduanya.

Pengertian semolina atau semolina

Semolina, juga dikenal sebagai semolina, terbuat dari gandum durum, sejenis gandum keras. Teksturnya kasar dan digunakan untuk membuat masakan populer seperti upma, rava idli, dan halwa. Ini juga merupakan bahan dasar pembuatan pasta.

Sooji menyediakan sekitar 350-360 kalori per 100 gram, dengan sekitar 72 g karbohidrat, 12 g protein, dan 1 g lemak. Ini mengandung serat dalam jumlah sedang (3 g per 100 g), dan beberapa mineral penting seperti zat besi dan magnesium, serta vitamin B seperti thiamin dan niacin.

Karena tinggi karbohidrat, suji memberikan energi yang baik, sehingga ideal untuk sarapan atau makanan sebelum berolahraga. Suji memiliki indeks glikemik sedang, artinya meningkatkan kadar gula darah lebih lambat dibandingkan tepung olahan. Ini menyediakan protein moderat, yang bermanfaat untuk perbaikan dan pertumbuhan otot. Suji umumnya dianggap enak di perut sehingga cocok untuk penderita masalah pencernaan.

Pengertian Atta (tepung gandum utuh).

Atta adalah tepung yang terbuat dari butiran gandum. Biasanya digunakan untuk membuat rotis, chapatis dan parathas. Ini menyediakan 340-350 kalori, 71 g karbohidrat, 12-13 g protein dan 2 g lemak per 100 gram. Perbedaan utamanya adalah kandungan seratnya, yang jauh lebih tinggi daripada semolina, yaitu 12-15 g per 100 g. Atta juga kaya akan vitamin dan mineral seperti zat besi, magnesium, dan vitamin B (folat, riboflavin, dan niasin).

Penawaran meriah

Gandum utuh mempertahankan dedak, kuman, dan endosperma, yang kaya akan nutrisi seperti vitamin, mineral, dan antioksidan.

Membandingkan Suzy dan Atta

Atta, tepung terigu utuh, memiliki lebih banyak serat dibandingkan semolina. Juga bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, pengelolaan berat badan dengan menekan rasa lapar dan mengendalikan kadar gula darah. Meskipun suji dan atta memiliki indeks glikemik sedang hingga rendah, atta memiliki keunggulan karena kandungan seratnya yang tinggi, sehingga mengurangi pelepasan gula ke dalam aliran darah. Hal ini sangat penting bagi penderita diabetes.

Dari segi daya cerna, suji tergolong ringan dan mudah dicerna, terutama bagi mereka yang memiliki perut sensitif atau mereka yang baru sembuh dari penyakit.

Namun, hal tersebut tidak begitu efektif dalam menekan rasa lapar dalam jangka waktu yang lama.

Atta adalah pilihan yang lebih bergizi. Sebaliknya, semolina lebih mudah dicerna. Baik suji maupun atta bisa menjadi bagian dari pola makan seimbang. Kuncinya adalah mengonsumsinya dalam jumlah sedang dan memasukkannya ke dalam makanan bervariasi yang mencakup biji-bijian, protein, dan sayuran lainnya. ‎

(Dr Gupta Konsultan Senior, Penyakit Dalam, Rumah Sakit Indraprastha Apollo)



Source link