Badai Boris terus mendatangkan malapetaka, kini menghantam Italia bagian timur laut dan tengah setelah menimbulkan kekacauan di seluruh Eropa tengah. Badai tersebut menyebabkan banjir besar di wilayah Emilia Romagna dan Marche di Italia, memaksa lebih dari 1.000 penduduk dievakuasi. Dua orang dilaporkan hilang.
Di Emilia Romagna, tanah longsor mengganggu jalan raya, sementara layanan kereta api terkena dampak parah. Warga di sejumlah daerah terpaksa mengungsi dari rumahnya menggunakan perahu akibat air sungai yang naik deras.
Kota Faenza menjadi kota yang paling terkena dampak akibat meluapnya sungai dan sistem pembuangan limbah. Sekolah, perpustakaan, dan taman ditutup di daerah yang terkena dampak, termasuk Ravenna, dan Universitas Bologna membatalkan ujian dan kelas.
Presiden Komisi Eropa Ursula van der Leyen mengumumkan pendanaan Uni Eropa sebesar €10 miliar untuk membantu negara-negara yang terkena dampak banjir. Pengumuman tersebut ia sampaikan setelah bertemu dengan para pemimpin Polandia, Republik Ceko, Slovakia dan Austria di Wroclaw, Polandia, dimana tingginya permukaan sungai mengancam wilayah tersebut.
Topan Boris merenggut sedikitnya 23 nyawa dalam perjalanannya melintasi Polandia, Republik Ceko, Rumania dan Austria. Meskipun hujan diperkirakan akan mereda pada hari Jumat, namun ada risiko banjir lebih lanjut.
Banjir yang terjadi baru-baru ini di Italia mengingatkan kita pada bencana banjir besar di wilayah Emilia Romagna pada Mei 2023 yang memakan 13 korban jiwa.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa kondisi cuaca ekstrem seperti itu akan terus terjadi Berubah lebih sering karena perubahan iklimDampak pasti pemanasan global terhadap badai ini masih belum dapat ditentukan.
(dengan masukan dari BBC)