Sector 36, sebuah film Netflix yang disutradarai oleh Aditya Nimbalkar, dibintangi oleh Vikrant Massey yang mengancam dan Deepak Dobriyal yang sangat rentan, mengambil sikap bertanggung jawab terhadap bagaimana kejahatan digambarkan di layar. Terinspirasi oleh pembunuhan berantai Nithari yang terkenal pada tahun 2005-2006, film ini menceritakan kisah yang mengerikan tanpa jatuh ke dalam perangkap kekerasan yang sensasional, sebuah jebakan yang umum dalam drama kriminal. Bukan berarti tidak ada momen kekerasan mengerikan yang melibatkan darah dan daging, tapi ini cukup membuat penonton bergidik; Itu tidak pernah romantis.

Massey berperan sebagai Prem Singh, seorang pembantu rumah tangga yang berbasis di Surinder Kohli, Akash Khurana berperan sebagai bosnya Balbir Singh Bassi dan Dobriyal berperan sebagai Sub-Inspektur Polisi Ram Charan Pandey.

Menghindari imitasi yang merugikan

Salah satu momen menonjol dalam film ini adalah adegan pengakuan dosa di mana Singh mengakui pembunuhan brutal terhadap 22 anak, termasuk seorang gadis bernama Chumki. Ketika Pandey mendesak Singh untuk memberikan rincian tentang bagaimana dia membuang jenazahnya tanpa tertangkap, Singh mulai menjelaskan prosesnya. Namun, alih-alih memberikan informasi yang jelas, para pembuat film membungkam suara Singh, menggantinya dengan suara sekitar yang menghantui—sebuah pilihan artistik yang bermoral. Dengan melakukan ini, film ini membangun ketegangan emosional tanpa memaparkan penonton pada panduan langkah demi langkah tentang cara membuang jenazah. Keputusan ini menjawab kekhawatiran yang sangat nyata mengenai “kejahatan peniru” dan memastikan bahwa calon penjahat tidak memiliki ide-ide berbahaya.

Dengan menghilangkan rincian yang jelas ini, Sektor 36 memprioritaskan keselamatan publik dan tanggung jawab moral dibandingkan nilai guncangan. Meskipun para pembuat film menceritakan kisah nyata yang terinspirasi dari kejahatan, mereka jelas bahwa mereka tidak menawarkan puncak voyeuristik ke dalam pikiran si pembunuh. Sebaliknya, mereka fokus pada dampak emosional dan psikologis dari kejahatan yang dilakukan, dan dengan penggunaan suara dan keheningan yang strategis, produsen secara efektif melibatkan penonton sekaligus mengurangi risiko kejahatan peniru.

Realitas kejahatan peniru

Penawaran meriah

Kejahatan peniru terjadi ketika orang mengulangi kejahatan yang dipublikasikan secara luas yang terinspirasi oleh kisah nyata atau fiktif. Dalam masyarakat yang jenuh dengan media, di mana kejahatan yang sensasional sering mendominasi berita utama dan hiburan, beberapa orang menjadi terobsesi dengan detail dan akhirnya menggunakannya sebagai contoh, baik karena keinginan untuk menjadi terkenal karena skandal atau karena keluhan pribadi mereka.

Contoh kehidupan nyata membuktikan bahwa ini bukan sekedar masalah teoretis. Pembunuhan Shraddha Walker oleh Aftab Amin Poonawala tahun 2022, terinspirasi dari serial Amerika DexterSebuah pengingat yang mengerikan tentang bagaimana media dapat mengaburkan batas antara fiksi dan kenyataan. Poonawala mencerminkan metode yang ditampilkan di acara itu untuk membuang tubuh pasangannya selama beberapa bulan. Demikian pula, Pembunuh Lahir AlamiDisutradarai oleh Oliver Stone, film ini menghadapi reaksi keras karena diduga menghasut pembunuhan di kehidupan nyata, dan perdebatan tentang pengaruh media terhadap perilaku kekerasan.

Pelaporan Kejahatan: Peningkatan Kesadaran atau Risiko Peniruan?

Peran media kriminal sedang diperdebatkan. Beberapa acara, seperti Patroli Kejahatan Dan Savdhana IndiaDinyatakan bahwa kesadaran tentang kejahatan harus ditingkatkan dengan menggambarkan kejadian nyata. Namun, mereka dikritik karena menggambarkan kejahatan dengan sangat jelas sehingga mereka secara tidak sengaja memberikan panduan “cara melakukan” bagi calon penjahat. Meskipun tujuannya adalah untuk melibatkan dan memberikan informasi kepada penonton, acara-acara ini sering kali melampaui batas, dan terkadang menjadi panduan kekerasan yang tidak disengaja.

Pada tahun 2019, Subhash Bokan, Petugas Humas Polisi Gurugram, mengutip kasus di mana seorang pria dibunuh dan tubuhnya dibuang ke sungai untuk menghindari deteksi. Para terdakwa mengaku meniru teknik yang mereka lihat saat patroli kejahatan.

Pada tahun yang sama, Madhur Verma, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Komisaris Polisi Delhi dan sekarang menjadi Komisaris Gabungan, mengakui kompleksitas masalah ini dan menyatakan bahwa pelarangan acara kriminal tidak akan mencegah kejahatan, karena banyak cerita kriminal yang sudah banyak diliput dalam berita. “Jika ada acara kriminal yang menghibur orang, kita tidak bisa menghentikannya; “Dengan melakukan itu, kita tidak bisa mencegah kejahatan,” katanya. Hal ini menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan kebebasan berekspresi artistik dengan kepedulian masyarakat terhadap keselamatan publik.

Jalan ke Depan: Bercerita yang Bertanggung Jawab

Sektor 36 menawarkan model penceritaan yang bertanggung jawab, dengan pendekatan seimbang yang memberikan beban emosional kepada penonton tanpa rincian kejahatan yang jelas.

Ketika drama kriminal menarik lebih banyak penonton, pembuat film perlu menyadari pengaruhnya. Batas antara fiksi dan kenyataan semakin tipis, dan media mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa cerita mereka tidak semakin mengaburkan batas tersebut. Dengan menerapkan praktik yang bertanggung jawab, industri hiburan dapat terus menyampaikan kisah-kisah menarik tanpa menambah risiko memicu kekerasan di dunia nyata.



Source link