Beberapa rumah sakit, termasuk AIIMS dan Safdurjung, dan sebuah mal di Delhi menerima email ancaman bom pada hari Selasa, mendorong para pejabat untuk menggeledah tempat mereka, kata para pejabat.
Seorang pejabat Dinas Pemadam Kebakaran Delhi (DFS) mengatakan mereka menerima informasi tentang ancaman bom dari sebuah rumah sakit di Nangloi di Chanakya Puri, Delhi tengah, pada pukul 13.04 siang dan dari Rumah Sakit Primus pada pukul 13.07 siang.
Mobil pemadam kebakaran, tim pendeteksi bom dan polisi tiba di lokasi kejadian. Pejabat itu mengatakan bahwa pemeriksaan menyeluruh sedang dilakukan.
Milis tersebut menyebutkan sekitar 50 rumah sakit pemerintah dan swasta, termasuk rumah sakit AIIMS, Safdarjung, Apollo, Moolchand, Max dan Sir Gangaram, kata polisi.
“Kami menempatkan banyak bahan peledak di gedung Anda. Mereka membawa ransel hitam. Bomnya siap meledak dalam beberapa jam,” demikian isi email yang dikirimkan melalui Gmail pada pukul 12.04 WIB.
“Kalian akan jatuh ke dalam genangan darah, tidak ada satupun dari kalian yang layak untuk hidup. Semua orang di gedung itu kehilangan nyawanya. Saya tidak punya apa-apa selain penipuan terhadap kemanusiaan. Hari ini adalah hari terakhirmu di bumi,” katanya.
“Sebuah kelompok bernama ‘Pengadilan’ berada di balik pembantaian ini,” kata email tersebut.
“Kami tidak bisa berhenti melakukan teror. Berikan nama grup tersebut kepada outlet berita,” katanya.
Pejabat polisi mengatakan bahwa pola email ancaman ini sama dengan yang sebelumnya dikirim ke rumah sakit, sekolah, universitas, dan gedung pemerintah lainnya, namun pengirimnya tidak menyebutkan tanggal email tersebut.
Kanakya Mall di pusat kota Delhi juga menerima telepon tentang ancaman bom serupa pada sore hari, kata petugas polisi lainnya. Mal tersebut juga digeledah, namun tidak ditemukan sesuatu yang mencurigakan, kata pejabat tersebut.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa beberapa rumah sakit telah digeledah dan belum ditemukan sesuatu yang mencurigakan, sementara bangunan rumah sakit lainnya sedang diperiksa secara menyeluruh.