Jika Anda mengira stres adalah perasaan melilit di perut dan diare, itu hanya reaksi sesaat. Namun akibat dari stres kronis sangat berbahaya karena secara signifikan meningkatkan risiko serangan jantung.
Bagaimana stres mempengaruhi jantung
Ketika Anda mengalami stres, tubuh Anda merespons dengan reaksi “lawan atau lari”. Respons ini merupakan mekanisme kelangsungan hidup alami di mana otak memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini mempersiapkan tubuh Anda untuk melawan atau melarikan diri dari ancaman. Mereka meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan kadar glukosa dan lemak dalam aliran darah Anda, memberikan energi.
Meskipun hal ini bermanfaat dalam waktu singkat, masalah muncul ketika stres menjadi kronis. Paparan kronis terhadap hormon stres dapat merusak sistem kardiovaskular dalam beberapa cara:
1. Peningkatan tekanan darah: Kortisol dan adrenalin merangsang jantung Anda untuk memompa lebih cepat, sehingga meningkatkan tekanan darah Anda. Seiring waktu, stres yang terus-menerus ini dapat merusak arteri Anda, membuatnya kaku dan rentan terhadap kerusakan. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.
2. Pembengkakan: Stres kronis memicu peradangan dalam tubuh, yang merupakan kontributor utama perkembangan aterosklerosis, di mana plak menumpuk di arteri. Plak ini dapat pecah dan menyebabkan pembekuan darah, sehingga dapat menyumbat arteri dan menyebabkan serangan jantung.
3. Mekanisme Penanggulangan Penyakit: Stres dapat menyebabkan pilihan gaya hidup yang buruk seperti makan berlebihan, merokok, minum terlalu banyak atau mengabaikan olahraga, yang semuanya berkontribusi terhadap penyakit jantung. Selain itu, stres mengganggu pola tidur, menyebabkan kelelahan, dan menghambat pemulihan tubuh dengan baik.
Kapan stres mulai berlaku?
Itu Efek stres pada jantung Hal ini mungkin tidak langsung terlihat, terutama pada kaum muda. Namun, kerusakan tersebut terakumulasi seiring berjalannya waktu dan mungkin terjadi bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun kemudian. Peningkatan tekanan darah yang lambat atau penumpukan plak secara bertahap di arteri dapat menyebabkan kejadian serius yang tiba-tiba seperti serangan jantung.
Kapan sebaiknya Anda mulai mengelola stres?
secepat mungkin. Remaja dan dewasa muda, yang sering terjebak dalam tekanan akademis, tuntutan pekerjaan, dan ekspektasi sosial, sangat rentan terhadap stres. Mempelajari teknik manajemen stres yang efektif sejak dini dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Bagaimana cara mengelola stres dan menjaga kesehatan jantung?
1. Berolahraga secara teratur: Aktivitas fisik adalah salah satu cara terbaik untuk melawan stres, karena mengurangi produksi hormon stres dan meningkatkan pelepasan endorfin, yang meningkatkan suasana hati Anda. Usahakan untuk melakukan olahraga sedang setidaknya 30 menit, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, hampir setiap hari dalam seminggu.
2. Latih teknik mindfulness dan relaksasi: Meditasi, latihan pernapasan dalam, dan yoga dapat membantu Anda mengurangi produksi kortisol.
3. Ikuti diet seimbang: Mengonsumsi makanan sehat yang kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak dapat membantu. Hindari kafein tinggi, gula, dan makanan olahan yang dapat memperparah stres.
4. Prioritaskan tidur: Usahakan tidur 7-9 jam per malam dan tetapkan rutinitas tidur yang konsisten.
5. Terhubung dengan orang lain: Hubungan sosial yang kuat sangat penting untuk kesejahteraan emosional. Habiskan waktu bersama teman dan keluarga atau carilah dukungan profesional bila diperlukan. Membicarakan stres Anda dengan seseorang yang Anda percayai adalah cara yang bagus untuk melepaskan ketegangan yang menumpuk.
6. Tetapkan tujuan yang realistis: Menetapkan tujuan yang jelas dan dapat dicapai dapat mencegah perasaan kewalahan.
(Konsultan Senior Dr Goel, Bedah Transplantasi Kardiotoraks, Jantung dan Paru-paru, Rumah Sakit Indraprastha Apollo, Delhi)