BJP Karnataka pada hari Senin meminta Gubernur Thawar Chand Gehlot untuk menarik keputusan kabinet untuk mencabut kasus kerusuhan yang mengupayakan ekstradisi seorang pria yang ditangkap sehubungan dengan serangan kantor polisi Hubballi tahun 2022 di sebuah postingan media sosial.
Partai tersebut memprotes keputusan pemerintah negara bagian dan mengajukan petisi kepada gubernur. “Keputusan penarikan diri dipandang sebagai contoh lain dari pemerintahan yang dipimpin Kongres yang memihak kelompok tertentu dengan mengorbankan keadilan,” demikian bunyi petisi yang diajukan oleh Pemimpin Oposisi R Ashoka dan presiden negara bagian BJP BY Vijayendra.
Petisi tersebut menyatakan, kasus kerusuhan Hubballi tidak boleh dianggap sebagai persoalan agama belaka. “Ini adalah perjuangan melawan unsur-unsur anti-nasional dan anti-sosial,” kata BJP, seraya menambahkan bahwa kekerasan tersebut “tidak lain adalah tindakan terorisme”.
“Mempromosikan unsur-unsur anti-nasional dan anti-sosial semacam ini mendorong kekuatan jahat karena mereka yakin akan dilindungi,” kata petisi tersebut.
Namun Menteri Dalam Negeri G. Parameshwara mengatakan kasus Hubballi hanyalah satu dari 43 kasus yang ditarik Kabinet pada 10 Oktober, dan penarikannya berada dalam lingkup hukum. “Jika pengadilan menyetujuinya, maka akan ditarik kembali. Kalau tidak, kasus ini akan terus berlanjut,” katanya.
Parameshwara mengatakan, jumlah perkara yang ditarik dalam rapat kabinet mencapai 60 perkara, 56 perkara dibahas dalam rapat tersebut, dan dari jumlah tersebut terdapat 43 perkara yang dicabut.
“Jika hanya kasus kerusuhan Hubballi yang dicabut, atau jika semua kasus yang ditarik melibatkan komunitas minoritas, kami dapat menerima pengaduan BJP,” ujarnya seraya menambahkan bahwa kasus yang ditarik tersebut melibatkan anggota berbagai komunitas.
Berdasarkan FIR dalam kasus tersebut, pada 16 April 2022, sejumlah besar orang mendatangi Kantor Polisi Kota Tua Hubballi dan menuntut penyerahan orang yang ditangkap di pos tersebut karena diduga menghina Islam. Situasi segera memburuk, menyebabkan pelemparan batu ke kantor polisi dan serangan massa terhadap personel polisi.