Tombol panggil panik, nomor saluran bantuan terpusat, sistem penanganan keluhan – adalah beberapa arahan yang dikeluarkan oleh pemerintah Benggala Barat pada hari Kamis untuk keselamatan, keamanan, dan berfungsinya tenaga kesehatan secara efisien.
Perintah tersebut juga menyebutkan bahwa mantan DJP negara bagian Surajit Kar Purkayastha telah ditunjuk untuk melakukan audit keamanan di semua perguruan tinggi kedokteran dan rumah sakit.
Semua perintah sebagaimana diarahkan harus segera dilaksanakan dan gugus tugas tingkat negara bagian harus diberitahu tentang kemajuan pelaksanaan perintah tersebut.
Dalam suratnya kepada Menteri Kesehatan Narayan Swarup Nigam, Sekretaris Negara Manoj Pant mengatakan, “Ketersediaan ruang tugas, kamar kecil, CCTV, dan fasilitas air minum yang memadai harus dipastikan di fasilitas layanan kesehatan. Pekerjaan terkait hal ini harus diselesaikan sesegera mungkin. Semua perguruan tinggi kedokteran, rumah sakit, dan institusi layanan kesehatan lainnya harus disarankan untuk memastikan penerapan langkah-langkah ini dengan berkonsultasi dengan semua pemangku kepentingan.
Perintah tersebut dikeluarkan sehari setelah pemerintah Benggala Barat mengadakan pertemuan dengan para dokter junior di Nabanna di sekretariat negara mengenai masalah serupa.
Salah satu tindakan segera, menurut arahan tersebut, adalah mengisi posisi dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya yang kosong.
“Harus dipastikan bahwa jumlah polisi/petugas keamanan yang memadai serta polisi/petugas keamanan wanita dikerahkan di setiap fasilitas kesehatan dengan berkonsultasi dengan departemen dalam negeri. Juga harus dipastikan bahwa otoritas kepolisian setempat mengerahkan tim keliling untuk melakukan pengawasan, terutama pada malam hari,” kata surat itu.
“Sistem alarm tombol panggilan panik serta sistem kontrol akses harus diaktifkan sesegera mungkin di setiap fasilitas layanan kesehatan dan nomor saluran bantuan terpusat harus diterapkan demi keselamatan staf layanan kesehatan,” isi surat tersebut.
Salah satu arahannya juga menyatakan bahwa sistem informasi ketersediaan tempat tidur real-time yang dipantau secara terpusat harus diterapkan di seluruh fasilitas pemerintah dan fasilitas tersebut harus ditampilkan kepada semua orang. “Keluhan yang kuat
Sistem ganti rugi harus dikembangkan untuk segera mengatasi keluhan dan keluhan semua pemangku kepentingan termasuk pasien dan pihak pasien,” katanya.