Investor institusi dalam negeri (DII), yang dipimpin oleh reksa dana dan LIC, menyerap aksi jual besar-besaran oleh investor portofolio asing, sehingga mencegah kehancuran besar di pasar saham sejak awal bulan. Antara 1 dan 11 Oktober, DII membeli saham senilai Rs 57.792 crore, sedangkan FPI menjual saham senilai Rs 58.394 crore.

Menurut data bursa, DII membeli saham senilai Rs 13.245 crore pada 7 Oktober dan Rs 12.913 crore pada 3 Oktober.

Sebaliknya, pada 3 Oktober, FPI menjual saham senilai Rs 15.243 crore.

Itu BSE Sensex Turun 2.885 poin dari 84.266,29 pada 1 Oktober menjadi 81.381,36 pada 11 Oktober.

Arus masuk yang stabil ke dalam skema ekuitas membantu DII mewujudkan penjualan yang efektif oleh FPI. Menurut data AMFI, arus masuk ke reksa dana saham pada bulan September mencapai Rs. 34.419,26 crore, dibandingkan dengan Rs. 38.239,16 crore dibandingkan dengan Rs.

Penawaran meriah

Kontribusi Rencana Investasi Sistematis (SIP) pada bulan Agustus adalah Rs. 23.547,34 crore pada September 2024 menjadi Rs. 24,508.73 crores untuk mencapai angka tertinggi sepanjang masa. “Terutama pendanaannya banyak LICMereka pencela karena mereka membeli saham ketika investor lain menjualnya,” kata seorang analis.

Pada kuartal bulan Juni, pasar saham LIC naik dari Rs. Laba 15.500 crore, naik 13,5 persen dari tahun lalu.

Korporasi, investor institusional terbesar, menginvestasikan Rs 38,000 crore di pasar saham pada kuartal Juni, naik dari Rs 132,000 crore pada tahun fiskal sebelumnya.

FPI mengikuti strategi ‘jual India, beli Tiongkok’ setelah otoritas Tiongkok mengumumkan langkah-langkah moneter dan fiskal untuk merangsang perekonomian Tiongkok yang melambat. “Uang FPI masuk ke saham-saham China yang harganya murah sampai sekarang. Sementara Indeks Hang Seng (saham H China yang terdaftar di Hong Kong) kini diperdagangkan dengan PE sekitar 12, Nifty diperdagangkan dengan PE 23 kali lipat estimasi pendapatan FY25. Jadi, lebih banyak uang bisa berpindah ke saham Tiongkok. Namun India kini memiliki prospek pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan Tiongkok dan oleh karena itu, India layak mendapatkan penilaian premium. Namun perbedaan penilaian sekarang terlalu besar dan hal ini akan membuat penjualan FPI terus berlanjut untuk beberapa waktu,” kata VK Vijayakumar, Kepala Strategi Investasi, Geojit Financial Services.

“Penjualan FPI secara besar-besaran tidak berdampak besar terhadap pasar karena seluruh penjualan FPI diserap oleh DII yang mendapat aliran dana tetap. Tren penjualan FPI dan pembelian DII ini kemungkinan besar akan terus berlanjut dalam waktu dekat,” ujarnya.



Source link