Seorang dosen perguruan tinggi swasta di Karnataka telah didakwa karena menasihati umat Hindu agar tidak menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang dikelola oleh agama minoritas dan tidak menyewa gedung pernikahan milik mereka.
Arun Ullal, seorang dosen dan peneliti dari Universitas Mangalore, membuat pernyataan kontroversial kepada pengantin baru di sebuah acara yang diadakan di Kinya dekat Mangalore. Ullal mengklaim bahwa sebagian pendapatan dari sekolah minoritas dan balai pernikahan dikirim ke luar negeri, dan mendesak umat Hindu untuk berhati-hati dalam mendukung mereka.
Polisi Mangalore pada hari Sabtu mendakwa Ullal berdasarkan Pasal 196 (mendorong permusuhan antar agama yang berbeda) dan 351 (intimidasi kriminal) KUHP India dan Pasal 66 C Undang-Undang Teknologi Informasi.
Video pidatonya beredar luas di media sosial dan kritik pun mengalir deras.
Ullal, yang pernah mengajar di sebuah perguruan tinggi yang dikelola kelompok minoritas, mengatakan bahwa ia bisa saja mendapatkan kelonggaran jika ia mengadakan pernikahannya sendiri di aula bekas tempat kerjanya, namun ia memilih tempat yang dimiliki oleh umat Hindu.
Ullal mengimbau umat Hindu untuk mengutamakan penggunaan fasilitas yang dimiliki komunitasnya, apapun fasilitas yang disediakan. Di Mangalore, lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh umat Hindu mengalami kesulitan dengan rendahnya angka partisipasi sekolah, sementara lembaga-lembaga yang dikelola oleh kelompok minoritas semakin berkembang, katanya.