Jaringan multipleks terbesar di India, PVR Inox, pada hari Selasa melaporkan kerugian kuartal ketiga berturut-turut karena deretan film Bollywood yang ho-hum dan meningkatnya permintaan untuk layanan streaming membuat penonton bioskop tetap berada di rumah.
Hal ini merugikan koleksi box office dan penjualan makanan dan minuman di gerai PVR Inox. Perusahaan yang dibentuk melalui penggabungan label PVR dan Inox ini membukukan rugi bersih konsolidasi sebesar rupee 118 juta ($1,40 juta) pada kuartal yang berakhir 30 September dan laba sebesar rupee 1,66 miliar pada tahun lalu.
Analis rata-rata memperkirakan keuntungan sebesar rupee 137,7 juta, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG. Gedung bioskop di India kesulitan mendapatkan kursi dalam beberapa kuartal terakhir karena konsumen membatasi pengeluaran di tengah tingginya inflasi, multipleks memperkenalkan tiket film mingguan berbiaya rendah, dan turunnya harga popcorn.
Kurangnya rilis film baru yang menarik juga menambah kesengsaraan mereka, dengan banyaknya jaringan multipleks yang memainkan film klasik untuk memenangkan penonton.
Di India, platform streaming populer Disney+ Hotstar adalah pemimpin pasar dengan 38 juta pengguna, sementara Netflix diperkirakan memiliki 10 juta pengguna.
Total pendapatan PVR Inox turun 19% menjadi Rs 16,22 miliar pada kuartal September, dengan penjualan tiket bioskop turun 25% dan penjualan makanan dan minuman turun 18%.
Tingkat hunian turun menjadi 25% dari 32,3% dalam satu tahun terakhir.
PVR Inox mengatakan pihaknya memperkirakan akan menambah 110-120 layar pada tahun yang berakhir Maret 2025. Ia telah menambahkan 71 layar dan menutup 42 layar sejauh tahun fiskal ini.
($1 = 84,0675 Rupee India)
Klik untuk pembaruan hiburan serta pembaruan lainnya dan berita Bollywood terkini. Dapatkan berita terkini dan berita utama teratas dari India dan dunia di The Indian Express.