Ketika kemarahan atas pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter muda di RG Kar Medical College and Hospital turun ke jalan, anggota parlemen TMC dan juru bicara nasional Mahua Moitra menyatakan solidaritasnya dengan keluarga korban di media sosial pada Kamis malam. Memprotes dan menghapus “propaganda palsu” terhadap pemerintah negara bagian yang dipimpin TMC.
Insiden pada tanggal 9 Agustus mengejutkan komunitas medis dan kota secara keseluruhan, memicu protes luas dan seruan keadilan.
Mengekspresikan penderitaannya atas kejadian tersebut dalam sebuah video Instagram, Moitra berkata, “Sungguh gila bahwa seorang wanita muda pergi ke kantornya untuk beristirahat di kamarnya setelah bekerja selama 36 jam dan diperkosa serta dibunuh secara brutal. Hatiku berdarah untuk korbannya. “
“Bisa jadi aku, bisa jadi kamu. Kita semua bisa saja perempuan,” katanya, “dan kita bisa mengharapkan lingkungan yang aman di tempat kerja kita.”
Mengakui “ketakutan dan ketidakamanan” yang ditimbulkan oleh insiden tersebut, dia memperingatkan terhadap informasi yang salah. “Dalam kabut emosional, terdapat juga ruang untuk banyak propaganda palsu. Saya di sini untuk merekam sesuatu,” katanya.
Dia membantah tuduhan bahwa Ketua Menteri Mamata Banerjee dan perwakilan terpilih terlibat dalam upaya menutup-nutupi secara sistemik. “Setelah mendapat informasi, Ketua Menteri berbicara dengan anggota keluarga dan setelah kembali ke Kolkata, beliau mengunjungi mereka. Terdakwa ditangkap dalam waktu 12 jam berdasarkan bukti CCTV,” kata Moitra, seraya menambahkan bahwa Ketua Menteri mengusulkan untuk menyerahkan kasus tersebut ke Biro Investigasi Pusat (CBI) dan Pengadilan Tinggi Calcutta telah memerintahkan penyelidikan CBI.
Dia menunjukkan bahwa penyelidikan sebagian besar didasarkan pada bukti forensik yang saat ini tersedia di Lab Forensik Pusat. “Tidak mungkin melakukan penangkapan tanpa bukti forensik atau CCTV,” tambahnya.
Moitra meyakinkan publik bahwa pemerintah negara bagian dan Kepolisian Kolkata bekerja sama dengan CBI dalam penyelidikannya. “Setiap pertanyaan tentang perilaku pihak berwenang di rumah sakit dapat dibenarkan dan kami melakukan segalanya untuk mendukung masyarakat. Kami ingin pelakunya dihukum sesegera mungkin dan perempuan di Benggala Barat merasa bahwa ini adalah tempat teraman bagi mereka,” katanya.
Moitra menunjukkan bahwa meskipun kondisinya buruk, Kolkata secara konsisten menduduki peringkat sebagai salah satu kota teraman di India menurut Biro Catatan Kejahatan Nasional (NCRB). Ia menekankan peran Mamata Banerjee, satu-satunya Ketua Menteri perempuan di India, dalam mengadvokasi hak-hak perempuan. “Kalian semua bilanglaapataaa Wanita dan mainan Gungi‘ Narasi politiknya adalah kami akan berjuang,” katanya.