Seorang profesor dari Ayodhya memicu kehebohan di media sosial setelah membagikan postingan menyesatkan tentang seperti apa pola makan “penuh protein”. Postingan tersebut, yang menampilkan sepiring makanan yang sebagian besar berisi karbohidrat dan lemak, menuai kritik dari pengguna yang menunjukkan kurangnya protein dalam makanan tersebut.

Film ini menampilkan sejumlah besar kecambah, irisan apel, pisang, kurma, almond, dan kenari. Meskipun postingan tersebut mengklaim menyarankan diet kaya protein, pengguna media sosial dengan cepat menyoroti jumlah minimum tersebut Kandungan protein dalam makanan.

Sepiring pisang, irisan apel, kacang almond, kenari, kurma, dan tauge mungkin terdengar menyehatkan, namun pilihan berprotein tinggi bukanlah pilihan yang baik, jelas ahli diet Suhani Seth Agarwal, kepala departemen dietetika, Rumah Sakit Super Khusus Yatharth, Noida .

  • Pisang: Meskipun merupakan sumber potasium yang baik, ia menyediakan sekitar 1,3 gram protein.
  • Apel: Terutama terdiri dari karbohidrat dan serat, apel mengandung sangat sedikit protein.
  • Almond dan kenari: Kacang ini merupakan sumber protein yang sangat baik, masing-masing menyumbang 1,8 gram dan 0,6 gram, per piring sampel.
  • Kurma: Meski manis dan bergizi, kurma hanya mengandung sedikit protein, sekitar 0,2 gram per kurma.
  • Kecambah Bulan: Ini adalah sumber protein nabati yang baik, menyediakan sekitar 1,3 gram protein per cangkir, dibandingkan dengan 50 gram atau lebih di sini.

Secara total, piring sampel ini menyediakan sekitar 15,3 gram protein, yang berarti 15% total kalori dari protein. Tingkat asupan protein ini tidak memenuhi syarat sebagai protein tinggi di bawah ambang batas 20%, tambah Seth.

Makanan Tinggi Protein: Pandangan Lebih Dekat

Suatu makanan umumnya tergolong tinggi protein jika mengandung setidaknya 20-30 gram protein, kata Kanika Malhotra, konsultan ahli diet dan pendidik diabetes. Untuk mencapai hal ini, penting untuk memasukkan makanan kaya protein seperti daging tanpa lemak, unggas, ikan, telur, produk susu, kacang-kacangan dan tahu ke dalam makanan Anda.

Bagaimana perjalanan luar angkasa mempercepat atrofi otot dan pengeroposan tulang Ingat, diet seimbang adalah kuncinya. Meskipun protein itu penting, memasukkan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan lemak sehat ke dalam makanan Anda juga sama pentingnya. (mengajukan)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein

Asupan protein yang optimal bervariasi, kata Malhotra, berdasarkan faktor individu, seperti:

Penawaran meriah

  • Usia: Anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan membutuhkan lebih banyak protein.
  • Jenis Kelamin: Pria umumnya memiliki kebutuhan protein lebih tinggi dibandingkan wanita.
  • Berat Badan: Orang yang kelebihan berat badan Lebih banyak protein dibutuhkan untuk massa otot.
  • Tingkat aktivitas: Atlet dan orang yang aktif secara fisik membutuhkan asupan protein.

Bangun pola makan tinggi protein

Untuk membuat rencana makan berprotein tinggi, Seth menyarankan untuk fokus memasukkan berbagai sumber protein ke dalam makanan Anda. Beberapa contohnya adalah:

sarapan: Yoghurt Yunani dengan beri dan kacang-kacangan, omelet dengan sayuran, atau smoothie protein.

Makan siang: Salad ayam panggang, sup miju-miju dengan roti gandum, atau tumis tahu.

Makan malam: Salmon dengan sayuran panggang, steak dengan kentang goreng atau kari buncis dengan nasi merah.


📣 Untuk berita gaya hidup lainnya, Klik di sini untuk bergabung dengan saluran WhatsApp kami Dan ikuti kami Instagram



Source link