Komunitas transgender Pakistan telah meluncurkan layanan ride-sharing pertama yang bertujuan melindungi kaum trans dari pelecehan dan diskriminasi, seorang pengusaha mengumumkan pada hari Rabu.
Layanan tersebut, bertajuk SheDrives, diluncurkan pada akhir pekan di Lahore, pusat kebudayaan negara tersebut. Ini akan secara eksklusif diperuntukkan bagi transgender dan perempuan, kata CEO perusahaan Ammaaz Farooqui. Meskipun layanan ini saat ini terbatas di Lahore, ada rencana untuk memperluasnya, tambah Farooqui.
Diperkirakan 30.000 orang transgender tinggal di Lahore, sekitar 500.000 dari 240 juta penduduk Pakistan. Kaum transgender, terutama di wilayah konservatif, seringkali menghadapi diskriminasi berat, termasuk pelecehan seksual, penyiksaan dan pembunuhan. Banyak yang menghindari mendaftar ke sekolah atau menggunakan transportasi umum untuk menghindari cemoohan dan pelecehan. Perempuan di Pakistan menghadapi tantangan serupa ketika bepergian sendirian dengan angkutan umum campuran.
“Fitur unik dari layanan ini adalah pengemudi dan penumpangnya adalah perempuan dan transgender,” kata Farooqi seperti dikutip kantor berita tersebut. Pers Terkait. Kendaraan akan ditandai dengan logo berwarna merah muda untuk memudahkan identifikasi.
Faruqi, meskipun ia bukan seorang transgender, menyatakan optimismenya mengenai masa depan dan berharap inisiatif ini dapat diperluas ke kota-kota lain, sehingga mendorong lebih banyak inklusi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Pakistan telah membuat kemajuan dalam meningkatkan hak-hak transgender. Hotline yang menghubungkan kaum trans dengan polisi dan kementerian hak asasi manusia didirikan pada tahun 2022 dan sekolah negeri pertama untuk siswa transgender dibuka di Multan pada tahun sebelumnya. Selain itu, rancangan undang-undang juga dirancang untuk memungkinkan kaum transgender memilih identitas gender mereka pada dokumen resmi seperti KTP dan ijazah pendidikan.
Namun, amandemen tersebut mendapat tentangan dari kelompok agama konservatif dan pembela hak asasi manusia yang berpendapat bahwa diperlukan lebih banyak upaya untuk memastikan pengakuan sosial penuh bagi kaum transgender.
(Dengan masukan dari The Associated Press)