Sebuah studi yang dilakukan oleh Departemen Antropologi di Universitas Savitribai Phule Pune (SPPU) menemukan layanan kesehatan yang tidak memadai dan rendahnya jangkauan petugas kesehatan akar rumput untuk mengobati pneumonia di kalangan anak-anak suku di Akkalkua taluk di distrik Nandurbar. . Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap dukun dan kekhawatiran akan hilangnya pendapatan orang tua menjadi alasan mengapa mereka tidak mencari pertolongan medis.

Prashant Kulkarni, ilmuwan perilaku di Pusat Penyakit Menular Johns Hopkins, India, dan Anjali Kurane, profesor antropologi di SPPU, memimpin penelitian yang dilakukan di Akkalkua taluk di Nandurbar. Salah satu daerah paling terpencil di distrik ini, taluk didominasi oleh suku Bhil, yang sebagian besar hidup sebagai buruh harian. Terdapat 13 Puskesmas di taluk, yang sebagian besar tidak dapat diakses karena medan yang sulit. Di taluk, penelitian ini melaporkan bahwa terdapat 40.784 anak pada kelompok usia 0-6 tahun, yang merupakan 17% dari total populasi.

Pneumonia pada masa kanak-kanak merupakan kekhawatiran utama atas kematian anak di negara ini dan tidak terkecuali di Akkalkuwa. “Masyarakat suku Akkalkua menganggap batuk, flu, demam, dan sakit perut/sembelit sebagai gejala pneumonia yang umum dilaporkan. Asupan makanan, iklim, dan kelembapan panas-dingin dilaporkan sebagai penyebabnya, namun dokter swasta, dukun, dan ahli herbal paling banyak mencari pertolongan untuk pneumonia. Lebih dari 90% menyatakan pneumonia dapat disembuhkan dan lebih dari sepertiganya menganggapnya sebagai penyakit serius,” kata studi tersebut.

Namun saat berobat, para pengobat tradisional, mencap perut anak dengan tongkat yang dipanaskan, memijat anak dengan minyak kacang tanah dan obat-obatan herbal yang diberikan oleh dukun setempat. Menariknya, ketika anak mereka didiagnosis menderita pneumonia, reaksi pertama di antara orang tua adalah kecemasan sosial atas hilangnya pendapatan karena pengobatan, kata para peneliti. Para pekerja di tingkat akar rumput kurang memiliki pengetahuan tentang penyebab, prognosis dan pengobatan penyakit ini. Sudah terlambat untuk membeli obat-obatan modern karena mahalnya harga atau tidak tersedianya. Keterlambatan pengobatan pneumonia memperumit kasus pada anak-anak.

Integrasi penyedia layanan kesehatan tradisional ke dalam sistem kesehatan dan perluasan pengetahuan di kalangan petugas kesehatan masyarakat merupakan saran utama yang diberikan oleh para peneliti untuk meningkatkan pengelolaan pneumonia pada anak-anak di Akkalkuwa.


klik disini untuk bergabung Saluran Whatsapp Pune Ekspres Dan dapatkan daftar artikel pilihan kami



Source link