Ganesha Chaturthi berakhir pada tanggal 17 September dengan pencelupan berhala Ganesha, mengakhiri 10 hari ibadah dan perayaan. Upacara terakhir yang dikenal sebagai Visarjan atau Anant Chaturdashi menandai berakhirnya perayaan. Ganesh Chaturthi dirayakan dalam skala besar di Mumbai, dengan Lalbaugcha Raja Sarvajanik Ganeshotsav Mandal yang menjadi tuan rumah bagi patung Ganesh yang terkenal, yang menjadi titik fokus utama festival tersebut.
PTI membagikan video di akun X mereka (sebelumnya Twitter) yang menampilkan para penyembah meneriakkan ‘Morya Re’ saat idola Lalbaghcha Raja diambil untuk vaskarman. Dalam video tersebut, orang-orang terlihat menghujani bunga marigold dari balkon mereka saat patung Ganesha itu lewat selama prosesi.
Tonton videonya
Video | Lalbaugcha Raja, idola Ganesha paling terkenal di Mumbai yang diambil sebagai ‘Visarjan’. Festival ‘Ganesh Chaturthi’ yang dimulai pada 7 September akan berakhir hari ini dengan ‘Ananta Chaturdashi’.#GaneshFestival2024 #Ananthachathurdashi
(Video lengkap tersedia di Video PTI -… pic.twitter.com/0VeJUWnXMx
— Pers Trust India (@PTI_News) 17 September 2024
Apa itu Ananta Chaturdashi?
Anant Chaturdashi adalah festival Hindu yang dirayakan pada hari keempat belas dari paruh terang bulan Hindu Bhadrapada. Ia juga dikenal sebagai Ashtami atau Amrita Siddhi. Para penyembah memuja Dewa Wisnu dan permaisurinya Lakshmi Devi pada hari ini. Festival ini ditandai dengan mengikatkan simpul abadi (anant) yang terbuat dari sutra atau benang katun di pergelangan tangan wanita yang sudah menikah. Simpul ini melambangkan cinta abadi, kemakmuran dan keberuntungan. Dengan mengikat ikatan ini, perempuan diyakini dapat menjamin kesejahteraan suami dan anggota keluarganya.
Kontroversi Lalbaghcha Raja
Sebuah video viral dari pandal Lalbaucha Raja Ganesh Chaturthi yang terkenal di Mumbai telah memicu kontroversi, menyoroti perbedaan mencolok dalam perlakuan antara para VIP dan umat biasa. Sebuah video yang beredar luas di platform media sosial X (sebelumnya di Twitter) menunjukkan para VIP menikmati hak istimewa seperti akses mudah ke dewa dan kebebasan untuk mengambil foto selfie, sementara jamaah biasa menghadapi penanganan yang kasar dan antrean yang lama di antrean yang padat.
Rekaman tersebut memicu kemarahan di dunia maya, dan banyak yang marah karena adanya kesenjangan yang nyata antara masyarakat VIP dan masyarakat umum.