Lebih dari seribu anggota Hizbullah, termasuk pejuang dan petugas medis, terluka parah ketika halaman komunikasi mereka meledak hari ini. Reuters dilaporkan.
Insiden tersebut, yang digambarkan oleh seorang pejabat Hizbullah sebagai “pelanggaran keamanan terbesar” dalam konflik yang berlangsung hampir setahun dengan Israel, memicu kepanikan dan kebingungan yang meluas.
Ledakan tersebut terjadi di tengah kekerasan yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan Israel, yang meningkat sejak perang Gaza dimulai Oktober lalu. Situasi tetap tidak menentu dengan laporan lebih lanjut mengenai ledakan di Lebanon selatan dan ibu kota, Beirut.
Belum ada tanggapan segera dari militer Israel terkait ledakan tersebut.
Seorang jurnalis Reuters melaporkan ambulans bergegas melewati pinggiran selatan Beirut, wilayah yang dilanda kepanikan yang meluas. Warga mencatat bahwa ledakan terus berlanjut 30 menit setelah ledakan awal, dan perangkat tersebut juga diledakkan di Lebanon selatan.
Kerumunan orang berkumpul di luar gedung untuk memeriksa korban luka. Rekaman CCTV regional menunjukkan perangkat genggam kecil meledak di berbagai lokasi, termasuk toko kelontong dan pasar.
Pusat Operasi Krisis Lebanon, yang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan, telah meminta personel medis untuk melapor ke rumah sakit untuk mengatur aliran korban luka. Pusat telah menyarankan petugas kesehatan untuk tidak menggunakan pager untuk menghindari insiden lebih lanjut.
Serangan rudal Hizbullah terhadap Israel dimulai tak lama setelah serangan Hamas tanggal 7 Oktober, dengan kedua belah pihak saling bertukar tembakan untuk menghindari eskalasi skala penuh. Konflik yang sedang berlangsung telah membuat ribuan orang mengungsi dari kota dan desa di kedua sisi perbatasan.