Di tengah protes terhadap pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter magang di Benggala Barat, ibu dari korban pemerkosaan beramai-ramai di Delhi tahun 2012, Nirbhaya, pada hari Sabtu menuntut pengunduran diri Ketua Menteri Benggala Barat Mamata Banerjee. Kelola situasinya.
Asha Devi mengatakan kepada PTI bahwa alih-alih menggunakan kekuasaannya untuk mengambil tindakan terhadap para pelaku, Ketua Menteri malah mencoba mengalihkan perhatian publik dengan mengorganisir protes.
Seorang dokter peserta pelatihan pascasarjana berusia 31 tahun diperkosa dan dibunuh saat bertugas di RG Kar Medical College and Hospital di Kolkata pada 9 Agustus. Mahasiswa dan dokternya telah melakukan protes di berbagai belahan negara menuntut keadilan baginya. korban
Mengkritik Banerjee, Asha Devi berkata, “Alih-alih menggunakan kekuasaannya untuk mengambil tindakan terhadap terdakwa, Mamata Banerjee malah mencoba menyesatkan orang.” “Mamata Banerjee melakukan protes untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari masalah ini. Dia sendiri adalah seorang wanita. Seharusnya ia menindak tegas pelakunya sekaligus menjalankan tanggung jawabnya sebagai kepala negara. Dia harus mengundurkan diri karena dia gagal menangani situasi ini,” tambahnya.
Banerjee memimpin demonstrasi dari Moulali ke Dorina Crossing di Kolkata pada hari Jumat menuntut keadilan bagi dokter wanita tersebut. Dia menuntut agar pelakunya digantung.
Asha Devi mengatakan bahwa sampai pemerintah pusat dan negara bagian serius dalam menghukum para pemerkosa, kebrutalan seperti itu akan terus terjadi setiap hari di berbagai wilayah di negara ini.
“Ketika tidak ada keamanan bagi anak perempuan di sebuah perguruan tinggi kedokteran di Kolkata dan kebiadaban dilakukan terhadap mereka, ini menunjukkan tingkat keamanan perempuan di negara tersebut,” katanya.
Sehari setelah pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter magang, Polisi Benggala Barat telah menangkap seorang pria sehubungan dengan kejahatan tersebut. Belakangan, dengan alasan kesalahan dalam penyelidikan polisi, Pengadilan Tinggi Calcutta memindahkan kasus tersebut ke Biro Investigasi Pusat (CBI).