Elon Musk mencari superkomputer untuk memperkuat kerajaan bisnisnya yang mencakup berbagai industri dengan AI. Miliarder teknologi ini berencana membangun klaster superkomputer lain yang disebut Cortex di kantor pusat pembuat mobil listrik Tesla di Texas, AS, dan menginvestasikan $500 juta untuk mendirikan superkomputer di New York.
Selain itu, startup Musk, xAI, mengumumkan pada bulan Juni bahwa model AI-nya, Grok, akan dilatih oleh superkomputer bernama Colossus, yang sebagian sudah online dan berbasis di Tennessee, AS.
Namun bagaimana pengaruh investasi besar-besaran Musk pada superkomputer terhadap Tesla, xAI, dan bisnis lainnya?
Tawaran superkomputer Tesla
Pemilik mobil Tesla memiliki akses ke dua rangkaian fitur bantuan pengemudi: Autopilot (dengan kemudi otomatis, akselerasi dan pengereman) dan sistem Full Self-Driving atau FSD yang lebih canggih, yang menawarkan fitur seperti perubahan jalur otomatis, parkir otomatis, dan penghentian otomatis. lampu lalu lintas dan berhenti dengan berlangganan $99 per bulan.
Intinya, Tesla menegaskan, “Autopilot dan self-driving sepenuhnya (diawasi) dimaksudkan untuk digunakan dengan pengemudi yang penuh perhatian, yang memegang kemudi dan siap mengambil alih kapan saja.”
Namun, pembuat kendaraan listrik tersebut berencana untuk mengganti penawaran Autopilot dan FDS dengan superkomputer yang dibuat khusus bernama Dojo, yang telah menjalankan tugas untuk Tesla sejak tahun lalu. CNBC.
Perusahaan ini menggunakan superkomputer untuk memproses sejumlah besar rekaman video dan data lain yang diambil oleh mobil Tesla untuk melatih model AI-nya. Kendaraan listrik berteknologi tinggi dapat mengumpulkan data dalam jumlah besar dengan lima juta mobil Tesla yang dilengkapi dengan delapan kamera atau lebih yang menempuh jarak rata-rata 10.000 juta mil di jalan.
“Mereka mengalirkan semua video itu kembali ke Tesla,” kata Steven Dickens, kepala penasihat teknologi di Futurum Group, dalam laporan tersebut.
Kegunaan potensial lainnya
Perusahaan juga akan menggunakan dojo untuk melatih robot humanoidnya, yang disebut Optimus, yang akan dipasang di lantai pabrik Tesla mulai tahun depan. Dilaporkan bahwa $10 miliar direncanakan akan dibelanjakan untuk AI pada tahun 2024.
Sementara pembuat mobil tersebut menghadapi persaingan ketat dari para pesaingnya seperti Waymo milik Alphabet, Cruise milik GM dan Zoox milik Amazon, serta pesaing Tiongkok Didi dan Baidu, menghadirkan mobil self-driving yang sepenuhnya otonom sangat penting bagi Tesla untuk mempertahankan valuasinya yang bernilai $63 triliun dolar.
Perusahaan ini awalnya seharusnya mengadakan acara Robotaxis pada bulan Agustus, namun kini diundur hingga Oktober.