Mpox, penyakit virus yang sebelumnya dikenal dengan sebutan cacar monyet, belakangan ini menarik perhatian global karena prevalensinya yang semakin meningkat dan munculnya varian baru.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Rabu, mpox telah diklasifikasikan sebagai darurat kesehatan masyarakat global. Hal ini terjadi setelah lonjakan kasus di Republik Demokratik Kongo ketika virus menyebar ke negara-negara tetangga.
Awalnya ditemukan pada akhir tahun 1950an, virus ini secara keliru didistribusikan ke monyet karena pertama kali diidentifikasi di laboratorium di Denmark. Namun, para peneliti sekarang percaya bahwa tikus adalah sumber utama virus ini.
Asal usul dan evolusi Mpox
Mpox pertama kali diidentifikasi pada manusia di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada tahun 1970. Selama beberapa dekade, kasus mpox muncul secara sporadis di berbagai negara Afrika, dengan wabah sesekali terjadi di wilayah non-Afrika karena perjalanan internasional dan impor hewan yang terinfeksi.
Sampai saat ini, virus ini hanya terbatas di wilayah Afrika Tengah dan Barat, yang merupakan wilayah endemisnya.
Selama tiga hingga empat tahun terakhir, para ilmuwan telah mengamati perubahan pada virus mpox yang mampu menular dari manusia ke manusia.
Analisis genetik menunjukkan bahwa virus tersebut mungkin mengalami mutasi yang meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi manusia dan menyebar ke seluruh populasi.
Mengapa Mpox menyebar begitu cepat?
Wabah baru-baru ini telah membuat khawatir para pejabat kesehatan global, khususnya di negara-negara Afrika, karena kecepatan penyebaran virus ini.
Pada bulan Agustus 2024, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) mengumumkan darurat kesehatan masyarakat atas varian baru mpox, yang menyebabkan peningkatan kasus dan kematian di negara-negara seperti Kongo, Burundi, dan Afrika Tengah. Republik. dan Rwanda.
Meningkatnya prevalensi penyakit cacar sebagian disebabkan oleh sifat zoonosisnya, yaitu penyakit yang berasal dari hewan dan ditularkan ke manusia.
Ketika mpox mencapai tahap ini, ia dapat menyebar antarmanusia melalui kontak fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi, cairan tubuh mereka, atau bahan yang terkontaminasi.
Berbeda dengan virus COVID-19 yang sangat menular, penularan mpox memerlukan kontak yang lebih lama dan langsung.
Dampak dan masa depan Mpox
Tingkat keparahan infeksi mpox dapat bervariasi, dengan strain clade I yang menyebabkan wabah di Kongo lebih mematikan, dengan tingkat kematian sekitar 10%.
Meskipun vaksin yang dikembangkan untuk melawan penyakit cacar memiliki efektivitas hingga 80% terhadap penyakit mpox, distribusi vaksin yang tidak merata, khususnya di negara-negara Afrika, telah menimbulkan kekhawatiran mengenai respons global terhadap wabah tersebut.
Ketika virus ini berkembang dan menyebar dengan lebih efisien, para ahli kesehatan menekankan pentingnya memantau potensi ancaman zoonosis dan berinvestasi dalam upaya peningkatan kapasitas di negara-negara yang endemis penyakit ini.
(dengan masukan dari BBC)