Beberapa bulan menjelang musim dingin, ketika kualitas udara di Delhi anjlok, Menteri Lingkungan Hidup Gopal Rai mendesak Pusat untuk memfasilitasi kerja sama antara ibu kota negara dan negara-negara tetangganya untuk mengatasi akar penyebab polusi udara.
Dalam suratnya kepada Menteri Lingkungan Hidup Bhupender Yadav pada hari Selasa, Rai menulis bahwa krisis polusi udara masih tetap terjadi meskipun ada beberapa upaya yang dilakukan karena kualitas udara antara bulan November dan Desember “berbahaya”. Dia mengaitkan situasi tersebut dengan faktor-faktor yang “di luar kendali pemerintah negara bagian ini”.
Di antara isu-isu tersebut, Roy menyoroti pembakaran sisa tanaman di negara-negara tetangga, pembangkit listrik tenaga panas, tempat pembakaran batu bata, penggunaan generator diesel karena gangguan pasokan listrik dan emisi industri dari negara-negara tetangga serta kedatangan kendaraan non-listrik swasta dan komersial.
Yang menambah kesengsaraan ini adalah posisi demografis Delhi yang “aneh” karena “terjepit di antara negara-negara bagian yang berbeda”, menurut menteri tersebut. “Skala tantangan ini memerlukan respons yang lebih kuat dan terkoordinasi di antara seluruh negara bagian tetangga Delhi,” tulis Roy.
Setelah menekankan perlunya “solusi jangka panjang” terhadap krisis ini, Roy meminta menteri Persatuan mengadakan pertemuan untuk merumuskan strategi bersama.
Apa yang dilakukan pemerintah Delhi?
Menteri Lingkungan Hidup Delhi dalam suratnya mencantumkan inisiatif yang diambil oleh pemerintah negara bagian. “Kami secara rutin melakukan beberapa inisiatif untuk mengatasi masalah ini seperti penerapan skema kendaraan ganjil genap, promosi kendaraan listrik, dan peningkatan frekuensi angkutan umum,” tulisnya.
Roy mengatakan, terjadi peningkatan hari-hari dengan kualitas udara baik atau sedang sebesar 35,5 persen dari tahun 2017 (152 hari) hingga tahun 2023 (206 hari), dan peningkatan tersebut berkat upaya pemerintah.
Upaya-upaya yang tercantum dalam surat Roy mencakup langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi polusi kendaraan seperti subsidi kendaraan listrik, penguatan infrastruktur pengisian daya, dan kampanye kesadaran. Inisiatif lainnya termasuk melarang petasan, menambah armada bus listrik, melakukan gerakan perkebunan skala besar dan membuat unit industri beralih ke PNG yang bersih.
Namun, pemerintah belum membuat rencana aksi musim dingin. Menurut siaran pers yang dikeluarkan pada tanggal 2 Agustus, pemerintah akan mengadakan Konferensi Meja Bundar Penyelamatan Lingkungan di Sekretariat Delhi pada hari Rabu dan menyiapkan rencana aksi berdasarkan masukan yang dihasilkan dari acara tersebut.