Untuk pertama kalinya, delegasi Joint Consultative Machinery (JCM) untuk pegawai pemerintah pusat yang memperjuangkan penerapan Skema Pensiun Lama (OPS) diundang untuk bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi di New Delhi.
Kabar tersebut dibenarkan oleh Dewan Nasional (Sisi Staf), Sekretaris JCM Shiv Gopal Mishra. Mishra juga merupakan penyelenggara nasional Forum Bersama untuk Pemulihan Skema Pensiun Lama (JFROPS), yang memiliki sekitar 39 lakh anggota.
Dikatakannya, sebelumnya kami telah mengadakan pertemuan dengan berbagai pejabat mengenai penerapan OPS dan kini akhirnya Perdana Menteri Narendra Modi akan menemui kami pada hari Sabtu. Kami berterima kasih padanya karena memberi kami waktu… Sekitar 12 dari kami akan bertemu Perdana Menteri. Kami berharap mendapatkan hasil yang positif. “
Penyelenggara JFROPS Punjab, Jasveer Talwara mengatakan, “Pertemuan hari Sabtu hanya dihadiri oleh pegawai pemerintah pusat… Namun, kami berharap hal ini akan berdampak positif di negara-negara bagian yang telah menjanjikan penerapan OPS dalam manifesto pemilu mereka. Salah satu negara bagian tersebut adalah Punjab. Jadi, semua mata tertuju pada pertemuan dengan Perdana Menteri besok.
“Pemerintah Punjab mengumumkan penerapan OPS pada 22 Oktober 2022… dan memberitahukannya pada 18 November 2022, namun hingga saat ini pemerintah belum menerapkannya dan mengikuti taktik penundaan. Pada tanggal 1 Juli, kami mengadakan pertemuan dengan CM di Phagwara mengenai masalah OPS menjelang pemilihan sela Jalandhar Barat. CM memberi kami waktu lagi pada tanggal 25 Juli, tapi awalnya ditunda ke 2 Agustus, lalu ke 22 Agustus, sekarang ke 12 September… Tunda terus pertemuannya. Di Punjab, 2 lakh pegawai yang bekerja di hampir 50 departemen pemerintah ingin menerapkan OPS.
Pemerintah Punjab membentuk komite pada Januari 2023 untuk mempelajari proses penerapan OPS di negara bagian seperti Himachal Pradesh, Rajasthan, Jharkhand, dan Chhattisgarh. Namun, Rajasthan kembali ke Skema Pensiun Baru (NPS) tahun lalu setelah pergantian pemerintahan.