Menolak untuk campur tangan dalam perselisihan yang sedang berlangsung antara pekerja kebun teh dan manajemen mengenai kenaikan bonus, Ketua Menteri Benggala Barat Mamata Banerjee pada hari Senin mengatakan bahwa masalah tersebut “bermotif politik” dan Komisi Tenaga Kerja akan menyelesaikannya.
Pekerja perkebunan teh di wilayah Terai-Doors, Benggala Barat, menuntut bonus sebesar 20 persen, sementara manajemen perkebunan teh menawarkan bonus sebesar 13 persen. Pada hari Senin, delapan serikat pekerja teh memulai mogok kerja bersama selama 12 jam.
“Saya tidak akan mendukung pemogokan apa pun. Pertemuan tripartit dengan Komisioner Ketenagakerjaan terus berlanjut mengenai tuntutan para pekerja perkebunan teh. Mereka akan memutuskan (masalah ini),” kata menteri utama kepada awak media di Siliguri sebelum berangkat ke Kolkata.
Ketika ditanya apakah dia akan melakukan intervensi, dia berkata, “Tidak, saya tidak bisa. Komisaris Ketenagakerjaan akan menyelesaikannya setelah bertemu dengan mereka.
Menuduh beberapa orang mencoba menciptakan gangguan politik, menteri utama mengatakan masalah kenaikan bonus “telah diselesaikan”.
Namun serikat pekerja teh berargumentasi bahwa usulan pemerintah mengenai bonus sebesar 16 persen untuk perkebunan teh dengan produksi tinggi dan bonus 9 persen untuk perkebunan teh lainnya tidak cukup mewakili kekhawatiran dan tuntutan pekerja. Organisasi-organisasi tersebut menyebut pertemuan hari Minggu dengan pemilik perkebunan teh sebagai “kegagalan” karena tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Pemimpin senior serikat pekerja Saman Pathak mengatakan, “Bonus 13 persen yang ditawarkan oleh manajemen tidak dapat diterima. Kami menuntut tidak kurang dari 20 persen.
Pada tahun keuangan 2022-2023, industri teh telah menerima pembayaran bonus sebesar 19 persen, katanya.
Asosiasi Teh India (TAI), sebaliknya, mengatakan industri teh telah lama berada dalam krisis keuangan yang parah.
Anuradha Talwar, seorang aktivis serikat pekerja, menuduh pemerintah TMC “menjadi ibu tiri” bagi para pekerja kebun teh.
Sementara itu, aksi kekerasan di kota Darjeeling berdampak kecil, dengan sebagian besar toko tetap buka dan polisi turun tangan untuk membubarkan pengunjuk rasa yang mencoba memaksa bisnis tutup.
Di Kurseong dan Kalimpong, pendukung bandh berusaha mengganggu aktivitas wisata, namun polisi juga sigap membubarkan diri.
Di Wilayah Terai Besar (GTA), partai penguasa Bharatiya Gorkha Prajatantrik Morcha (BGPM) menyatakan solidaritasnya terhadap para pekerja teh. Pemimpin BGPM Shaktiprasad Sharma mengatakan partainya akan mendukung para pekerja teh meski tidak secara eksplisit mendukung pemogokan tersebut.
– dengan masukan PTI