“Saya menerobos 2-3 lampu merah dan berusaha membawa korban ke rumah sakit tepat waktu. Seandainya dia berada di dalam ambulans, dia mungkin bisa diselamatkan,” kenang Deepak Wadhwa, seorang pengacara yang berpraktik di pengadilan distrik Chandigarh, yang membawa korban penembakan ke PGI dengan mobil pribadinya.

Insiden itu terjadi ketika petugas Layanan Akun Sipil India (ICAS) Harpreet Singh ditempatkan di Delhi. Kakak iparnya Malvinder Singh Sidhu menembaknya hingga tewas (58), pensiunan Asisten Inspektur Jenderal (AIG) Kepolisian Punjab, di dalam kompleks Pengadilan Negeri Chandigarh pada Sabtu sore.

Merenungkan hari kejadian tersebut, Wadhwa berbagi, “Saya sedang bekerja di meja saya di lantai dasar blok layanan ketika saya mendengar seseorang ditembak mati di pusat mediasi. Korban sedang dijatuhkan.

Wadhwa menjelaskan, video penembakan tersebut dengan cepat menjadi viral di grup WhatsApp milik pengacara tersebut. “Dalam video tersebut saya melihat korban tergeletak di lantai dua. Kemudian dia terjatuh dengan pendarahan hebat. Tidak ada yang siap dibawa ke rumah sakit. Tidak ada ambulans, tidak ada tandu,” katanya.

Bertekad untuk membantu, Wadhwa, dengan bantuan orang lain, menjemput korban Harpreet dan menempatkannya di Maruti Suzuki Dzire miliknya. Wadhwa didampingi kliennya dan ibu Harpreet, Baljeet Kaur.

Penawaran meriah

“Saya mulai berkendara menuju Rumah Sakit Multi Khusus Pemerintah (GMSH) Sektor 16, namun di tengah jalan saya mendapat telepon bahwa korban tidak akan dirawat di sana dan PGI akan lebih baik. Saya mengubah rute dan harus melewati lampu merah untuk mencapai sana secepat mungkin,” jelas Wadhwa.

Meski Wadhwa berusaha mempercepat dan mengambil jalan pintas, namun korban menghembuskan nafas terakhirnya di tengah perjalanan. “Kami sampai di Advanced Trauma Center di PGI, di mana dokter langsung menangani Harpreet, namun dia dinyatakan meninggal dunia,” tambah Wadhwa.

Wadhwa berpendapat kehilangan darah akibat luka tembak menjadi penyebab kematian Harpreet. “Seandainya ada ambulans dan paramedis yang memberikan pertolongan pertama di kompleks pengadilan, dia pasti selamat,” keluhnya.

Harpreet terbaring berdarah hanya 20 kaki dari apotek di kompleks pengadilan, tempat para dokter dan staf hadir ketika dia ditembak sekitar pukul 13.45. Seorang pengacara di kantor di blok layanan membenarkan bahwa tandu tersedia di apotek, meskipun tidak ada yang datang untuk membantu.

Klik di sini untuk bergabung dengan Indian Express di WhatsApp dan dapatkan berita serta pembaruan terkini



Source link