Ismail Haniyeh, seorang pemimpin senior Hamas, dibunuh pada hari Rabu di sebuah wisma di Teheran, menurut beberapa pejabat Timur Tengah dan Amerika.

Serangan tersebut, yang menewaskan Haniyeh dan seorang pengawalnya, dilakukan dua bulan lalu dengan menggunakan alat peledak yang ditanam secara diam-diam di wisma tersebut, menurut beberapa laporan.

Guest house tersebut, yang merupakan bagian dari kompleks Neshat di kawasan kelas atas di Teheran utara, dikelola dan dijaga oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

Setelah memastikan Haniyeh ada di kamarnya, bom diledakkan dari jarak jauh. Ledakan tersebut menyebabkan kerusakan parah pada bangunan tersebut, termasuk jendela pecah dan dinding luar yang runtuh sebagian.

Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden Masoud Pezheshkian. Kematiannya, yang oleh para pejabat Iran dan Hamas disalahkan atas keterlibatan Israel, mengancam akan semakin mengganggu stabilitas kawasan dan mengganggu perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Gaza.

Pejabat intelijen Israel memberi pengarahan kepada pemerintah Barat tak lama setelah operasi tersebut, namun Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab.

Pembunuhan tersebut menimbulkan spekulasi tentang metode penyerangan.

Baca juga: |

Meskipun laporan awal mengindikasikan adanya serangan rudal, namun dipastikan bahwa bom tersebut ditanam di wisma itu sendiri dengan menggunakan teknologi peledakan jarak jauh yang canggih.

Metode ini mencerminkan taktik yang digunakan dalam pembunuhan besar-besaran sebelumnya, seperti yang dilakukan ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh pada tahun 2020.

Insiden ini menyoroti pelanggaran keamanan yang signifikan di kompleks yang dijaga ketat, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan pengawasan dan keamanan Iran.

IRGC, yang bertanggung jawab melindungi kompleks tersebut, mendapat kritik karena gagal mendeteksi bahan peledak yang ditanam.

Baca juga: | Serangan Israel: Apa Itu Hizbullah dan Mengapa Ketakutan Akan Konflik Regional Baru Meningkat?

Para pejabat Iran, termasuk Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, telah bersumpah akan membalas dendam terhadap Israel.

Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan dinamika regional yang kompleks, dimana pembunuhan Haniyeh kemungkinan akan mempengaruhi upaya diplomatik yang sedang berlangsung dan konflik Timur Tengah yang lebih luas.

(Dengan masukan dari The New York Times, The Daily Beast, The Jerusalem Post)



Source link