Pengadilan Tinggi Punjab dan Haryana telah menolak jaminan kepada seorang pria berusia 57 tahun yang didakwa dalam kasus pembunuhan 33 tahun lalu dan meminta agar dia menyerah sebelum Sessions, berdasarkan Undang-Undang Aktivitas Teroris dan Pengganggu (Pencegahan) (TADA). Pengadilan pada 7 Agustus.
Majelis hakim yang terdiri dari Hakim Anup Tipra sedang mendengarkan permohonan jaminan yang diajukan oleh Paramajit Singh alias Pamma, yang didakwa berdasarkan Bagian 302, 307, 25 Undang-Undang Persenjataan dan Bagian 5 TADA di FIR yang terdaftar pada Mei 1991 di Rupnagar di Punjab.
Pamma, ditangkap sebagai terdakwa dan tidak ditangkap, dinyatakan sebagai pelanggar oleh Pengadilan Anandpur Sahib pada tanggal 17 Agustus 1992 dan mengajukan laporan akhir dan bukti absensi diajukan pada tanggal 30 September 1992. Jika begitu.
Namun, Pamma secara sukarela hadir di hadapan Pengadilan Tinggi pada tahun 2022 untuk meminta jaminan, dengan doa agar menyerah di hadapan pengadilan dan meminta keringanan lebih lanjut untuk jaminan sementara hingga permohonan jaminan diputuskan. Pengadilan Tinggi memerintahkan terdakwa untuk hadir di sidang pengadilan pada bulan Oktober 2022 dan menunda penangkapan terdakwa pemohon sampai saat itu.
Di Pengadilan Tinggi, dengan alasan konfirmasi jaminan reguler, kuasa hukum pemohon berargumen bahwa dia telah hadir di hadapan pengadilan terkait di Sri Anandpur Sahib dan telah menyerahkan diri pada hari yang sama. Pengadilan diminta untuk membebaskan pemohon dengan jaminan sementara pada hari yang sama dengan syarat, dan perintah jaminan sementara berlanjut hingga hari ini.
Menelaah fakta-fakta dalam FIR yang didaftarkan terhadap terdakwa, Hakim Chitkara mengatakan, “Penyelidikan menyeluruh telah dilakukan untuk menunjukkan peran pemohon dalam penembakan terhadap partai polisi. Pembahasan lebih lanjut tentu akan merugikan perkara pemohon”.