Presiden Draupadi Murmu pada hari Senin menyatakan keprihatinannya atas kekerasan terhadap dokter dan mengatakan hal itu patut dikutuk.
Berbicara pada pertemuan ke-10 Institut Ilmu Kedokteran Atal Bihari Vajpayee (ABVIMS) dan Rumah Sakit Dr. Ram Manohar Lohia, Presiden Murmu mengatakan bahwa sering kali, anggota keluarga pasien berperilaku buruk karena marah, dan hal ini patut dikutuk. “Ini salah. Ini benar-benar tercela… Tidak ada dokter yang ingin menyakiti pasiennya. “Dokter bekerja di lingkungan yang penuh tekanan,” katanya.
“…setiap orang harus memahami bahwa dokter mengambil segala tindakan untuk menyelamatkan nyawa pasien. Namun, jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan, jangan sampai ada yang berbuat salah terhadap dokter atau staf rumah sakit karenanya, ”ujarnya.
Presiden mengatakan bahwa tidak ada dokter yang berpikir untuk merugikan pasiennya tetapi terkadang, semua solusi tidak tersedia bahkan dalam ilmu pengetahuan. “Dokter yang setiap hari melihat hidup dan mati dari dekat seringkali memahami keterbatasan tersebut. Bahkan dokter pun tidak selalu memahami penyebab hidup dan mati, sebuah fakta yang perlu diingat oleh pasien, keluarganya, dan masyarakat umum,” tambahnya.
Merujuk pada memoar dokter asal India Paul Kalanidhi, When Breath Menjadi Air, ia mengatakan banyak kejadian serupa yang menunjukkan keterbatasan ilmu kedokteran.
Dia mengatakan para dokter harus mengikuti jejak nama-nama seperti Ram Manohar Lohia dan Atal Bihari Vajpayee yang terkait dengan lembaga medis.
Murmu mengatakan bahwa dokter juga harus bersikap medis dan obat-obatan harus di samping obat atau nasehat yang mereka berikan. “Sering kali, anggota keluarga pasien terkejut. Anda harus meyakinkan mereka, bersimpati dengan mereka. Pastikan kepekaan Anda tetap utuh bahkan dalam situasi sulit. Nilai-nilai seperti kepekaan dan kasih sayang meningkatkan gaya kerja kami,” katanya.
Saat memberikan gelar dokter pasca sarjana, ia mengatakan sebagian besar yang memperoleh gelar MPhil adalah perempuan. “Saya berharap partisipasi mahasiswi pada mata kuliah lain dapat mencukupi pada waktu-waktu mendatang,” ujarnya.
Menteri Kesehatan Serikat JP Nadda, anggota NITI Aayog Dr. VK Pal dan Sekretaris Kesehatan Serikat Apoorva Chandra juga berpartisipasi dalam program ini.
Nadda juga mengucapkan selamat kepada para dokter yang telah mendapatkan gelarnya dan mengatakan bahwa perbincangan yang penuh empati dapat meredakan kecemasan pasien dan petugasnya.