Setelah pemerkosaan dan pembunuhan tragis terhadap Moumita Debnath yang berusia 31 tahun di ruang seminar di RG Kar Medical College and Hospital, banyak selebriti yang angkat bicara dan berbicara tentang ketidakamanan perempuan di negara tersebut.

Aktris Celina Jaitley Menceritakan kejadian tidak nyaman dari masa kecilnya. Dalam postingan yang dibagikan di X, dia membagikan foto dan menulis, “Korban selalu bersalah: Dalam foto ini, saya berada di kelas 6 ketika anak laki-laki dari universitas terdekat mulai menunggu di luar sekolah saya. Mereka mengikuti becak sekolah membuat catcall dalam perjalanan pulang setiap hari.

Dia melanjutkan, “Saya berpura-pura tidak memperhatikan mereka, dan setelah beberapa hari mereka mulai melempari saya dengan batu di tengah jalan untuk mendapatkan perhatian saya. Tidak ada satu pun penonton yang mengedipkan mata. Seorang guru memberi tahu saya: Saya ‘terlalu kebarat-baratan dan tidak mengenakan pakaian longgar dan mengikat rambut saya menjadi dua kepang dengan minyak, itu salah saya!’

Menyalahkan korban adalah masalah yang sangat meresahkan yang dihadapi oleh banyak penyintas kekerasan dan penyerangan seksual. Dampak dari sikap menyalahkan seperti itu bisa sangat menghancurkan, memperparah luka dan sering kali membungkam orang yang sudah terluka.

Neha Parashar, Psikolog Senior di MindTalk, mengatakan kepada indianexpress.com, “Pelecehan dan penyerangan seksual adalah pengalaman traumatis yang dapat meninggalkan luka psikologis yang mendalam. Sayangnya, cedera sering kali bertambah parah Menyalahkan korban – Respons sosial yang meluas yang mengalihkan tanggung jawab dari pelaku kepada penyintas.

Menyalahkan korban adalah masalah yang sangat meresahkan yang dihadapi oleh banyak penyintas kekerasan dan pelecehan seksual. Menyalahkan korban adalah masalah yang sangat meresahkan yang dihadapi oleh banyak penyintas kekerasan dan pelecehan seksual. (Sumber: Freepik)

Tekanan emosional yang disebabkan oleh sikap menyalahkan korban

Parashar mencatat bahwa menyalahkan para korban merupakan pukulan telak bagi para penyintas yang sudah berjuang melawan trauma yang mereka alami. Ketika para penyintas mengatakan bahwa mereka ‘bertanya’ atau ‘seharusnya tahu lebih baik’, hal ini menimbulkan rasa malu dan menyalahkan diri sendiri. Hal ini mengarah pada siklus rasa bersalah dan keraguan diri yang merusak yang menghambat proses penyembuhan.

Penawaran meriah

Perasaan disalahkan atau tidak dipercaya semakin menambah kehadirannya Gejala kecemasan dan depresi. Hal ini juga dapat mengarah pada berkembangnya tantangan kesehatan mental baru, termasuk PTSD dan isolasi sosial.

Menyalahkan korban dapat mengikis kepercayaan pada orang lain dan mempersulit pembangunan hubungan yang sehat, kata Parashar. “Orang yang selamat mungkin takut dihakimi atau disalahkan lagi, yang dapat menyebabkan penarikan diri dan isolasi sosial. Disalahkan atas pengalaman traumatis mengikis rasa harga diri seseorang dan menciptakan perasaan tidak berdaya dan tidak berdaya.

Langkah-langkah yang dapat diambil masyarakat untuk beralih dari budaya menyalahkan korban ke budaya yang lebih suportif

Untuk menumbuhkan lingkungan yang lebih mendukung dan memahami para penyintas, Parashar menekankan, diperlukan perubahan budaya. Menghilangkan mitos dan stereotip serta mendidik masyarakat tentang sifat pelecehan dan penyerangan seksual sangatlah penting. Ini membantu menciptakan budaya Empati dan pengertian.

Dia menambahkan, “Setiap kali Anda menemukan bahasa atau perilaku yang menyalahkan korban, tantanglah hal tersebut. Bersuara menentang stereotip dan kesalahpahaman tentang pelecehan seksual. Ketika seseorang berbagi pengalamannya, percayalah dan dukung mereka. Biarkan mereka tahu bahwa ini bukan kesalahan mereka dan mereka tidak sendirian.

Memberi para penyintas akses mudah terhadap layanan dukungan, termasuk hotline, konseling dan bantuan hukum. Memastikan bahwa pelaku kejahatan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka melalui konsekuensi hukum dan sosial.


📣 Untuk berita gaya hidup lainnya, Klik di sini untuk bergabung dengan saluran WhatsApp kami Dan ikuti kami Instagram



Source link