Prithika, 16, siswa kelas 12 di Sekolah Menengah Negeri Sanaj, sedang mendiskusikan ujian tambahan di bidang ekonomi dengan teman sekelasnya Dikshika Thakur melalui WhatsApp sekitar pukul 22:45 pada hari Selasa. Percakapan mereka berlangsung lebih dari setengah jam. Sekitar satu jam kemudian, setelah mendengar berita bahwa awan pecah sekitar tengah malam, Dikshika mulai menelepon Prithika dengan panik, tetapi semua panggilannya tidak terjawab. Tak lama kemudian telepon Prithika dimatikan.
“Hari ini (2 Agustus) dijadwalkan ujian susulan bidang ekonomi di kelas kami. Prithika adalah salah satu teman dekatku. Dia bergantung pada saya untuk semua pertanyaan terkait studinya. Saya tidak pernah berpikir saya akan menjadi orang terakhir yang berkomunikasi dengannya. Orang tua mereka (Pritika dan adik perempuannya Ridhika juga hilang) tidak mengetahui tragedi ini karena mereka berada di rumah lain di atas desa kami Sanaj. Saya menelepon mereka dan memberi tahu mereka tentang tragedi tersebut terlebih dahulu,” Dikshika Thakur, 16 tahun, berdiri di luar sekolahnya yang rusak, di mana separuh bangunannya tersapu hujan lebat, kepada The Indian Express.
Dikshika berkata, “Kami semua berdoa kepada Tuhan untuk menyelamatkan teman-teman kami dengan selamat. Prithika dan Ridhika termasuk di antara delapan siswa sekolah kami yang hilang sejak Rabu malam. Dikshika dan lebih dari selusin siswa lainnya dengan cemas memantau operasi penyelamatan selama dua hari terakhir, namun belum membuahkan hasil.
Aditi Sadeena, 13 tahun, siswa kelas 10, berkata, “Tiga teman sekelas saya hilang. Mereka adalah Anjali, Arun dan Zia. Kami berada di kelas pada hari Rabu. Awalnya sempat terjadi kebingungan siapa yang hilang dan siapa yang tidak. Pagi ini, salah satu wali kelas kami memberi tahu kami bahwa Anjali, Arun dan Zia juga hilang. Arun hilang bersama seluruh keluarganya, termasuk orang tuanya dan adik perempuannya Arushi, yang duduk di kelas 9.
“Di antara delapan siswa yang hilang, tiga siswa Kelas 12, empat siswa Kelas 10, dan satu siswa Kelas Satu,” kata Sanaj dari Sekolah Menengah Atas Negeri yang tidak mau disebutkan namanya.
Menurut para pejabat, delapan pelajar termasuk di antara 33 orang yang hilang di desa Sanaj. Hujan deras terjadi pada pukul 12.45 WIB. Sejauh ini, tim penyelamat belum berhasil menemukan satu pun orang yang hilang.
Namun siswa kelas 12 lainnya, Kulwindara Chauhan, tetap berharap. “Tidak ada masalah selama siswa yang hilang ditemukan selamat setelah berhari-hari melakukan pencarian. Sabhi safe milne chahiyebhale dair se milen (Setiap orang harus ditemukan dalam keadaan selamat, meskipun ada penundaan dalam menemukannya),” katanya.