Presiden AS Joe Biden mengungkapkan hal ini pada hari Selasa Serangan militer Ukraina baru-baru ini ke Rusia merupakan tantangan besar bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Serangan sekitar 1.000 tentara Ukraina, tank, dan kendaraan lapis baja melanggar perbatasan Rusia di wilayah Kursk pada dini hari tanggal 6 Agustus.
Berbicara kepada wartawan setelah tiba di New Orleans, Presiden Biden mengakui kompleksitas situasi dan mengatakan, “Ini menciptakan dilema nyata bagi Putin.”
Pernyataan ini menandai komentar mendalam pertamanya mengenai operasi tersebut, yang tampaknya membuat pasukan Rusia lengah.
Dia menambahkan bahwa para pejabat AS terus berkomunikasi dengan rekan-rekan mereka di Ukraina sejak serangan dimulai, dengan pengarahan yang diadakan setiap empat hingga lima jam selama beberapa hari terakhir.
Serangan tersebut diyakini sebagai bagian dari strategi Ukraina yang lebih luas untuk menekan Rusia agar mengerahkan kembali pasukannya dari Ukraina guna mempertahankan wilayahnya sendiri.
Serangan lintas batas ini akan memaksa Rusia menarik pasukan dari wilayah-wilayah penting di Ukraina, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap pasukan Ukraina di wilayah lain di negara tersebut.
AS telah memasok senjata senilai miliaran dolar kepada Ukraina, terutama untuk keperluan pertahanan, dan pada bulan Mei Biden mengizinkan penggunaan senjata yang dipasok AS untuk mendukung serangan terhadap sasaran militer di Rusia, khususnya kota-kota Ukraina seperti Kharkiv.
Namun, Gedung Putih bersikeras bahwa Ukraina belum memberi tahu AS mengenai operasi Kursk sebelumnya dan bahwa AS tidak terlibat dalam serangan tersebut.
“Kami tidak ada hubungannya dengan hal itu,” kata juru bicara Gedung Putih Karin Jean-Pierre kepada wartawan di pesawat Air Force One. “Kami akan terus melakukan pembicaraan dengan pihak Ukraina mengenai pendekatan mereka, namun hal ini benar-benar perlu dibicarakan dengan mereka.”
Menanggapi serangan tersebut, pasukan Rusia melancarkan serangan balasan pada hari Selasa terhadap pasukan Ukraina menggunakan rudal, drone, dan serangan udara.
Putin berpendapat bahwa operasi Ukraina dapat bertujuan untuk meningkatkan posisi negosiasi menjelang kemungkinan perundingan damai atau memperlambat kemajuan pasukan Rusia di garis depan.
Meskipun analisis sedang berlangsung, para pejabat AS masih belum yakin mengenai tujuan akhir Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. “Kami mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang mereka lakukan dan apa tujuannya di sini, dan masih belum 100% jelas,” kata seorang pejabat AS.
Seiring dengan perkembangan situasi, komunitas internasional mengamati dengan cermat bagaimana langkah berani Ukraina ini akan berdampak pada konflik yang lebih luas dan apakah hal ini akan membawa perubahan dalam dinamika perang.