Hakim BV Nagaratna, ketua Komite Peradilan Anak di Mahkamah Agung, menyerukan reformasi sistem dukungan disabilitas untuk anak-anak, dengan fokus pada pengumpulan data yang akurat, bantuan keuangan seumur hidup dan inklusi dalam pendidikan.
Pada Konsultasi Nasional Pemangku Kepentingan Tahunan ke-9 tentang ‘Melindungi Hak-Hak Anak Penyandang Disabilitas’, ia menyoroti kesenjangan dalam dukungan terhadap anak-anak penyandang disabilitas dan menyerukan pendekatan multi-pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah ini.
Dalam diskusi tersebut, beliau menunjukkan kurangnya data yang dapat diandalkan mengenai jumlah anak penyandang disabilitas di seluruh negeri.
Tanpa intervensi dini, anak-anak penyandang disabilitas berisiko tertinggal, tegasnya, dan mencatat bahwa geografi India yang luas dan beragam membuat pendekatan universal menjadi tidak mungkin dilakukan.
Ia menegaskan kembali pentingnya diagnosis dini terhadap disabilitas, dan menekankan bahwa Anganwadis, yang bertindak sebagai titik kontak pertama bagi banyak anak, harus diperlengkapi untuk melakukan hal tersebut.
Dia menyarankan untuk memberikan lebih banyak pelatihan dan sumber daya kepada pekerja Anganwadi untuk menjalankan peran ini secara efektif.
Ia juga menyoroti Undang-Undang Hak atas Pendidikan (RTE), yang memberikan hak atas pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas.
“Kita perlu memastikan RTE untuk anak penyandang disabilitas benar-benar dilaksanakan, tidak hanya di atas kertas,” tambahnya.
Hakim Nagaratna mengatakan pemerintah harus memberikan prioritas pada pendidikan inklusif dan sekolah harus memiliki infrastruktur dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung anak-anak penyandang disabilitas.
Dalam permohonan lainnya, ia meminta Anil Malik, Sekretaris Kementerian Perempuan dan Perkembangan Anak, untuk memastikan bahwa pensiun disabilitas bagi anak-anak diberikan sepanjang hidup mereka.
Ia menekankan perlunya komisioner disabilitas di negara bagian atau lembaga lain untuk memantau kelancaran implementasi skema tersebut.
“Pensiun disabilitas harus menjadi manfaat seumur hidup. Hal ini penting untuk menjamin keamanan finansial dan kesejahteraan anak-anak penyandang disabilitas,” katanya.
Hakim Nagaratna menerima saran agar pemerintah menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai pelengkap program negara bagian dan nasional untuk anak-anak penyandang disabilitas.
Dia mencatat bahwa sektor swasta India mempunyai peran dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, dan bahwa pendanaan CSR dapat memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan untuk inisiatif disabilitas.
“Sistem peradilan dan perlindungan anak kita harus dapat diakses oleh setiap anak, termasuk penyandang disabilitas,” kata Nagaratna.
Ia menyerukan langkah-langkah untuk memastikan bahwa anak-anak penyandang disabilitas dilindungi dari diskriminasi dan memiliki akses terhadap perlindungan dan layanan hukum yang sama seperti anak-anak lainnya.
Terakhir, Hakim Nagaratna menekankan pentingnya memberikan kesempatan kepada anak-anak penyandang disabilitas untuk tumbuh dalam lingkungan keluarga yang membina.
“Anak-anak penyandang disabilitas harus berusaha untuk tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan suportif yang mendorong pertumbuhan dan kemandirian mereka,” katanya.
“Hal ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan keluarga.” katanya.