Seorang buronan organisasi teroris terlarang ISIS ditangkap oleh Sel Khusus Kepolisian Delhi setelah baku tembak singkat pada Kamis malam, kata polisi.
Rizwan Ali, warga Daryaganj, telah melarikan diri selama setahun dan Badan Investigasi Nasional (NIA) memiliki hadiah sebesar Rs. Mereka mengatakan bahwa mereka membawa 3 lakh najrana.
Polisi mengatakan Ali ditangkap dalam baku tembak di dekat Ganga Bakhsh Marg dekat Taman Keanekaragaman Hayati di Tughlaqabad sekitar jam 11 malam pada hari Kamis.
Berdasarkan siaran pers Kompol Khusus (CP) RP Upadhyay, tersangka sempat buron selama setahun sebelum akhirnya ditangkap.
Polisi mengatakan, dalam operasi ini, pistol kaliber .30, tiga peluru tajam dan dua telepon genggam disita dari Ali. Amunisi yang digunakan di lokasi kejadian juga disita, kata mereka.
Polisi mengklaim keterlibatan Ali dengan ISIS dimulai beberapa tahun lalu ketika ia menjadi radikal melalui media sosial. Berteman dengan Shahnawaz Alam yang datang ke Delhi dari Jharkhand untuk belajar pada tahun 2017.
Kedua pria tersebut awalnya ingin menggalang dana untuk hijrahnya. Namun, pada tahun 2018, Ali menjalin hubungan dengan seorang pawang ISIS setelah melamar rekrutmen di media sosial. Polisi mengatakan bahwa pada tahun 2022, Ali dan Shahnawaz menghubungi dua pria, Imran Khan dan Younus Saki, dan keempatnya mulai mengumpulkan bahan untuk membuat IED. Pada tahun 2023, saat menyelidiki jaringan ISIS, lembaga penegak hukum mengklaim telah menemukan modul dengan operasi yang tersebar di Uttar Pradesh, Uttarakhand, Jharkhand, dan Maharashtra. Investigasi mengarah pada penangkapan Khan dan Saki di Pune. Alam yang berhasil melarikan diri ditangkap Sel Khusus Kepolisian Delhi di Jaitpur pada 2 Oktober tahun lalu. Pernyataan CP Khusus menyebutkan bahwa Rizwan menjauhi hukum sambil terus berpindah lokasi dan melakukan semua tindakan pencegahan dalam berkomunikasi dengan penangan ISIS.
Polisi mengatakan beberapa FIR telah didaftarkan terhadap Ali dan dia memiliki riwayat aktivitas kriminal.
Pada tanggal 22 Juli 2023, ia didakwa berdasarkan Undang-Undang Senjata dan berbagai pasal KUHP India (IPC) termasuk 379 (pencurian), 468 (pemalsuan), 511, dan 34 (niat bersama) karena aktivitas ilegal. (Pencegahan) Undang-Undang (UAPA). NIA saat ini sedang menyelidiki kasus yang terdaftar di Kalachowki, Mumbai.
Beberapa minggu kemudian, pada 18 September 2023, Ali didakwa berdasarkan Pasal 120B (konspirasi kriminal) IPC, Pasal 18 dan 20 UAPA, dan Undang-Undang Bahan Peledak. Kasus ini juga sedang diselidiki NIA. Polisi mengatakan penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan.