Lima hari setelah hujan lebat membuat Mumbai terhenti pada tanggal 25 September, Perusahaan Kota Brihanmumbai (BMC) telah mengidentifikasi tujuh lokasi di sepanjang Jalur Pusat dan Pelabuhan sebagai penyebab utama situasi banjir di Mumbai.
Sebagian besar tempat-tempat ini terletak di dekat rel kereta api dan meluapnya saluran air di daerah tersebut telah menyebabkan genangan di rel tersebut, kata pejabat sipil.
Antara pukul 20.30 dan 23.30 pada tanggal 25 September, Mumbai menerima curah hujan lebih dari 100 mm, yang akhirnya menghentikan pergerakan kereta api dari relnya.
Semua tempat ini terletak di dekat rel kereta api dan memiliki jaringan saluran air hujan (SWD) dan terowongan mikro untuk drainase.
Menurut pejabat sipil, tempat-tempat yang teridentifikasi di Jalur Tengah termasuk halaman kereta api di Chhatrapati Shivaji Maharaj Terminus (CSMT) dan stasiun Bhandup, saluran air hujan yang diidentifikasi di stasiun Vidyavihar dan area yang menghubungkan Sion dan Matunga serta antara Vikhroli dan Kanjurmarg. Sedangkan di jalur pelabuhan, lokasi yang teridentifikasi antara lain jalur kereta api antara Sewri dan Wadala serta Kurla dan Mankhurd.
Para pejabat mengatakan penyebab utama genangan air di wilayah tersebut adalah tersumbatnya jaringan drainase.
Komisaris Kota Tambahan (Proyek) Abhijit Bangar mengatakan pada hari Senin bahwa BMC dan Kereta Api telah bersama-sama menyerukan penambahan jalur drainase yang ada untuk memastikan kelancaran aliran air.
“Ada kebutuhan untuk memperluas jaringan drainase yang ada di bawah rel. Karena diameter saluran air tidak terlalu lebar, maka terjadilah titik sumbatan akibat hujan deras yang akhirnya membuat jalan terendam,” kata Bangar, Senin.
Dia mengatakan bahwa sebagian besar proyek perluasan drainase yang memerlukan penambahan telah dilaksanakan. Namun, dalam beberapa kasus, pekerjaan tidak dapat dimulai karena adanya masalah dalam pemindahan Pihak Terkena Dampak Proyek (PAP).
Di sepanjang jalur pelabuhan, kawasan kumuh telah merambah jalur kereta api sehingga seluruh masyarakat yang tinggal di sana membuang sampah sehari-harinya ke saluran drainase, yang akhirnya menghambat aliran air menuju jalur kereta api,” kata Bangar.
Pada hari Senin, pertemuan diadakan antara pejabat perkeretaapian dan administrasi BMC. Setelah pertemuan ini, diambil keputusan untuk menutup jaringan drainase yang ada dengan jaring pelindung untuk mencegah pembuangan limbah, kata Bangar.
“Kami telah mencapai konsensus mengenai inisiasi awal pekerjaan yang tertunda dan perlunya inisiasi awal pekerjaan perluasan jaringan drainase. Kedua lembaga akan terus menyelesaikan pekerjaan ini sebelum musim hujan,” kata Bangar.