Menyusul laporan dan tuduhan meniru siswa sekolah sebagai anggota Partai Bharatiya Janata (BJP) selama kampanye keanggotaan utama yang sedang berlangsung di distrik Surendranagar Gujarat, departemen pendidikan bersama dengan partai berkuasa di negara bagian tersebut telah meluncurkan penyelidikan atas masalah tersebut.
Departemen pendidikan telah mengeluarkan pemberitahuan kepada manajemen sekolah.
Menurut beberapa laporan dan tangkapan layar yang diklaim dari grup WhatsApp KU MR Gardi Vidyalaya, sekolah hibah menengah atas di desa Anindra, Wadwan taluk, Surendranagar, siswa kelas 9 ke atas telah mendaftar sebagai anggota “BJP” mereka. Kartu Keanggotaan” juga dibuat dan dibagikan dalam grup.
Presiden Distrik BJP Surendranagar Hitendrasingh Chouhan menyebut tindakan ini sebagai pencemaran nama baik partai.
“Tindakan hukum akan diambil terhadap siapa pun yang berada di balik ini. Saya sedang menyelidiki siapa yang terlibat… Berdasarkan penyelidikan awal kami, terungkap bahwa tidak ada anggota partai, presiden taluk, sarpanch desa atau pekerja yang pergi ke sekolah untuk menjadi anggota,” kata Chauhan kepada The Indian Express.
Pekerja partai mengklaim bahwa usia minimum untuk bergabung sebagai anggota BJP adalah 18 tahun dan sistem tidak akan menerima entri di bawah usia tersebut sehingga tidak ada OTP yang akan dibuat.
Mengingat terdapat 700 desa dan 1.000 sekolah di distrik tersebut, Chauhan mempertanyakan mengapa siswa di satu sekolah diminta menjadi anggota.
“Lalu kenapa satu sekolah dan bukan 1.000? Jadi jelas ada oknum dibalik konspirasi pencemaran nama baik partai ini.
Pejabat sekolah tidak dihubungi untuk dimintai komentar mengenai masalah ini.
Pejabat Pendidikan Distrik Surendranagar (DEO) AM Ojha mengatakan, “Kami hanya mengetahui melalui laporan media bahwa beberapa manajemen sekolah atau pengajar meminta siswa untuk membawa ponsel mereka dan pendaftaran partai politik telah dilakukan. Kami segera mengambil tindakan dan menugaskan petugas Kelas 2 untuk menyelidiki kasus tersebut. Pemberitahuan telah dikeluarkan kepada manajemen sekolah.
Sumber mengatakan pihak sekolah mewajibkan semua siswa membawa ponsel ke sekolah untuk mendaftarkan diri sebagai anggota BJP.
Sementara itu, kasus serupa juga dilaporkan di Kabupaten Surendranagar, dimana pihak berwenang di sebuah sekolah swasta meminta orang tua untuk menjadi anggota BJP.
“Tidak ada salahnya pihak sekolah hanya meminta orang tua menjadi anggota grup WhatsApp. Tidak ada siswa yang diminta untuk melakukan hal tersebut dan hal ini juga tidak diwajibkan bagi orang tua,” kata Chauhan kepada The Indian Express.