Otoritas Pengembangan Wilayah Metropolitan Mumbai (MMRDA) mengundang tawaran untuk menyewa tujuh bidang tanah di Blok G di Kompleks Bandra Kurla (BKC), pusat komersial utama di Mumbai, dengan total harga cadangan Rs. 5.946,09 crore. Kavling-kavling tersebut akan dilelang dengan Space Index (FSI) empat lantai.
Kavling dengan luas mulai dari 4.956,18 meter persegi hingga 8.411 meter persegi diklasifikasikan untuk pengembangan komersial dan residensial. Untuk empat bidang komersial, harga cadangan per meter persegi luas terbangun (BUA) adalah Rs. 3,44,500 (Rs. 3,44 lakh) sedangkan harga cadangan sisa kavling untuk keperluan tempat tinggal adalah Rs. 3,52,000. BUA per meter persegi (Rs. 3,52 lakh).
Penawar yang berminat untuk kavling komersial melalui bank garansi sebesar Rs. 20 crores dan melalui transfer online Rs. Setoran senilai 5 lakh (EMD) harus diserahkan. Untuk kavling perumahan, EMD melalui bank garansi hingga Rs. 15 crores dan melalui transfer online Rs. 5 lakh telah diperbaiki.
Lelang elektronik akan memberikan lahan tersebut kepada mereka yang menawar lebih dari harga cadangan setelah proses pemeriksaan akhir. Batas waktu pemasukan penawaran adalah tanggal 18 September jam 5 sore
Komisaris Metropolitan MMRDA Dr Sanjay Mukherjee menyoroti bahwa pemerintah Maharashtra telah mengklarifikasi Indeks Ruang Lantai Dasar (FSI) pada angka 4 dan juga telah mengeluarkan tarif untuk FSI global tambahan untuk tujuan komersial dan residensial. Keputusan kebijakan ini menghilangkan ketidakpastian yang ada pada para peserta lelang, yang kini dapat berpartisipasi dengan lebih percaya diri. Dr Mukherjee menyatakan optimismenya atas penerimaan penawaran dan mengharapkan partisipasi yang kuat dari penawar lokal.
Pada tahun 2019, MMRDA akan menghabiskan Rs. BKC berhasil melelang lahan tersebut kepada perusahaan Jepang Sumitomo dalam kesepakatan senilai Rs 2.238 crore, menandai salah satu transaksi dengan nilai tertinggi di pasar real estate kota tersebut. Upaya selanjutnya untuk melelang bidang tanah BKC lainnya gagal karena kekhawatiran atas pemanfaatan FSI dasar dan tidak jelasnya tarif untuk FSI tambahan. Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah negara bagian saat ini mengatasi masalah ini dengan memastikan FSI dasar dan memberikan tarif standar untuk FSI tambahan sehingga peserta lelang mengetahui berapa banyak konstruksi yang diizinkan pada bidang tanah yang mereka beli.