Sejumlah pengguna terhubung kembali dengan X pada hari Rabu setelah pengadilan tinggi negara tersebut memberlakukan larangan nasional terhadap platform media sosial X di Brasil, karena perusahaan tersebut kemungkinan akan mengubah cara mereka mengakses servernya.

Penyatuan kembali beberapa pengguna X di Brasil ini pasti tidak akan bertahan lama karena regulator telekomunikasi Brasil, Anatel, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki situasi tersebut dan akan melaporkan temuannya ke Mahkamah Agung.

Pada tanggal 30 Agustus, Hakim Mahkamah Agung Alexander de Moraes memberlakukan larangan nasional terhadap X karena gagal mematuhi perintah pengadilan. Pengadilan meminta perusahaan untuk menghapus akun tertentu dan menunjuk perwakilan hukum di negara tersebut.

Hakim Moraes mendenda orang-orang di Brasil karena tidak menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) dan mengakses platform terlarang tersebut. Hal ini menyebabkan larangan nasional terhadap X di Brasil hingga hari Rabu, ketika hanya sedikit pengguna, termasuk jurnalis, yang dapat mengaksesnya.

X kembali ke Brasil, Elon Musk Pada tanggal 30 Agustus, Hakim Mahkamah Agung Alexander de Moraes memberlakukan larangan nasional terhadap X karena gagal mematuhi perintah pengadilan. (Foto AP)

Menurut Associated Press, para ahli telah mempertimbangkan masalah ini dan mengatakan Musk X telah mulai mengarahkan pengguna melalui server Cloudflare, sebuah jaringan pengiriman konten tersendiri.

Pedro Diogenes, direktur teknis CLM Amerika Latin, menyatakan bahwa “jejaring sosial Elon Musk telah mulai menggunakan fungsi seperti ‘perisai digital’ yang melindungi server perusahaan”.

Penawaran meriah

Diogenes mengatakan kepada The Associated Press bahwa Digital Shield bertindak sebagai proxy antara X dan server pengguna, memfilter lalu lintas dan mencegah alamat Protokol Internet (IP) pengguna yang sebenarnya teridentifikasi.

Mantan presiden Brasil Jair Bolsonaro memposting postingan ucapan selamat kepada X, menandai kembalinya X ke negaranya. Dia berkata, “Saya memuji Anda semua atas tekanan untuk menggerakkan roda pertahanan demokrasi di Brasil.”



Source link