Paus Fransiskus pada hari Jumat meminta para pemilih Katolik untuk “memilih yang lebih baik” antara mantan Presiden Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Paus mengkritik dukungan Harris terhadap hak aborsi, menyebutnya sebagai “pembunuhan,” dan mengkritik Trump, dengan mengatakan, “Tidak menerima imigran adalah dosa.”
“Kita harus memilih kejahatan yang lebih ringan,” kata Paus Fransiskus pada konferensi pers dari pesawat kepausan setelah tur 12 hari di Asia Tenggara dan Oseania. “Mana yang lebih jahat? Wanita itu atau pria itu? Saya tidak tahu. Setiap orang harus berpikir dan bertindak dengan hati nurani yang baik.”
Namun, ia menambahkan, “Tidak memilih itu buruk. Itu tidak baik. Anda harus memilih.”
Paus mengutuk ‘teori gender’, tanggapan Gedung Putih, menegaskan dukungan Biden terhadap komunitas trans
Harris mengatakan dia ingin menyusun Roe v. Wade jika terpilih, dan Trump telah menjanjikan “deportasi massal terbesar dalam sejarah negara kita.”
Paus tidak mengatakan kandidat mana yang dia sukai secara pribadi, atau kandidat mana yang dia sukai.
Mengenai aborsi, dia berkata: “Ini adalah pembunuhan. Kita harus membicarakan hal ini dengan jelas. Tidak ada kata ‘tetapi’ atau ‘namun’.”
Mengenai rencana deportasi Presiden Trump, Paus mengatakan, “Tidak menerima imigran adalah sebuah dosa. Ini adalah kejahatan serius.”
“Apakah mereka yang mengusir imigran atau mereka yang membunuh anak-anak, keduanya menentang kehidupan,” bantahnya.
Paus Fransiskus menanggapi kritik konservatif dalam wawancara barunya
Presiden Trump sebelumnya berdebat dengan Paus pada tahun 2016 setelah Paus mengklaim bahwa rencananya untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan Meksiko adalah “tidak sesuai dengan ajaran Kristen.”
“Saya seorang Kristen yang sangat baik,” kata Trump pada konferensi pers saat itu. “Dia mempertanyakan iman saya. Saya sangat terkejut melihatnya.”
Presiden Trump mengatakan mempertanyakan keyakinan masyarakat adalah hal yang “memalukan” dan mengklaim bahwa Paus digunakan sebagai “pion” oleh pemerintah Meksiko.
Paus sebelumnya mengkritik sikap Presiden Biden terhadap aborsi. Tuan Biden adalah seorang Katolik tetapi mendukung hak perempuan untuk memilih, tetapi Tuan Francis menyebut hal ini “tidak koheren” dalam sebuah wawancara pada tahun 2022 dan mengatakan dia akan menyerahkannya pada “hati nurani” Tuan Biden.
KLIK DI SINI UNTUK MENDAPATKAN APLIKASI FOX NEWS
Terdapat lebih dari 50 juta umat Katolik di Amerika Serikat, termasuk sejumlah besar pemilih di negara bagian yang belum menentukan pilihan (swing states) seperti Wisconsin dan Pennsylvania.