AKetika La Liga dilanjutkan, ini akan menjadi kesempatan untuk menggambarkan bagaimana awal buruk tim asuhan Ancelotti di kompetisi ini dialami oleh klub putih tersebut. Dua hasil imbang di Mallorca dan Las Palmas, permainan buruk, keunggulan empat gol Barcelona, dan kurangnya gol Mbapp yang luar biasa di tiga pertandingan pertama juga menimbulkan kekhawatiran nyata di kantor Valdebebas. Mereka mengantisipasi bahwa mungkin ada kesulitan awal karena kurangnya persiapan akibat kalender yang tidak kenal ampun. Dan tidak ada keraguan tentang penyerang Prancis itu. Mereka menerima begitu saja bahwa begitu dia beradaptasi dengan tim dan rekan satu timnya mampu menafsirkan kelambanan dan lambatnya pengecekan yang terus-menerus, gol akan datang secara alami dan biasa.
jangan membuat siapa pun merasa buruk
Jika ada kekhawatiran di dalam Real Madrid, ketegangan bisa saja muncul di antara beberapa pemain. Tidak, kami tidak sedang membicarakan posisi Mbappé dan Vinicius di lapangan. Florentino Pérez dan Yosangel Sánchez khawatir bukan tentang siapa yang akan bermain di sayap kiri, tetapi siapa yang akan menempati bangku cadangan. Para bos sangat percaya pada kemampuan Ancelotti yang telah terbukti dalam mengelola tim, namun juga menyadari bahwa mereka memiliki banyak sekali talenta di lini depan dan lini tengah. Tidak mudah bagi seorang pelatih untuk menemukan perpaduan ideal di mana Goeller, Endrik dan Brahim senang dengan peran dan waktu bermain mereka. Sama seperti di tengah, tidak ada ruang di lapangan. Semua permulaan teoritis seperti Camavinga dan Choamuni.
Fleksibilitas dan ketahanan terhadap cedera
Itu sebabnya, selama penangguhan pertama La Liga, artikel-artikel seperti Rodrigo, yang, selain ketidaknyamanannya karena tidak dimasukkan dalam 30 finalis Ballon d’Or, mengirimkan pesan yang meresahkan tentang peran dan reputasinya, terus-menerus muncul . Pemain Brasil itu tidak memahami bahwa kemampuannya tampil di berbagai posisi adalah suatu kebajikan, bukan masalah. Fleksibilitas inilah yang menjadi salah satu ciri yang paling dijunjung Ditjen Olahraga pada beberapa pemain sepak bola, dan justru menjadi kunci Ancelotti mampu mengalihkan permainannya dari satu area lapangan ke area lain tergantung situasi. Mereka mengerti itu ada di sana. Situasinya kelebihan staf atau kekurangan staf karena cedera. Dan ini juga menjelaskan keputusannya untuk tidak merekrut bek tengah setelah Yoro berubah pikiran dengan akuisisi Choamuni. Itu sebabnya mereka menafsirkan ketidakhadiran terkait cedera, yang selalu menjadi masalah, terkadang sekaligus menjadi solusi untuk memastikan jalan yang jelas bagi generasi muda.