Orang tua ingin mengajari anaknya sopan santun sejak usia dini dengan mengatakan “tolong” dan “terima kasih”, namun kata-kata sopan dan tindakan lain ini lebih penting daripada yang dipikirkan orang.
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Positive Psychology menemukan bahwa mendengar ucapan terima kasih dari anak-anak, terutama ketika orang tua mendengarnya, dikatakan dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan mengurangi stres.
Penelitian tersebut melibatkan 593 orang tua yang memiliki anak berusia 4 hingga 17 tahun.
10 tips untuk hidup sampai usia 100: ‘Ini jauh melampaui angan-angan,’ kata pakar umur panjang
Orang tua yang sudah menikah atau menjalin hubungan romantis menyelesaikan survei tentang pengaruh rasa syukur dalam keluarga mereka.
Untuk menentukan apakah usia anak mempengaruhi rasa syukur orang tua, data pada dua kelompok anak, usia 4 hingga 12 tahun dan 13 hingga 17 tahun, dievaluasi.
Rasa terima kasih dari anak-anak yang lebih tua dan lebih muda dikaitkan dengan berkurangnya stres pada orang tua, demikian temuan studi tersebut.
Selain itu, rasa syukur tampaknya memiliki dampak yang lebih besar pada ibu dibandingkan pada ayah.
Dr Rajasekhar Kannari, psikiater anak dan remaja di Novant Health di Charlotte, North Carolina, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan rasa syukur dapat mengurangi stres pada orang tua karena menimbulkan rasa peneguhan.
“Rasa syukur juga mempererat ikatan antara orang tua dan anak, sehingga menciptakan hubungan keluarga yang lebih harmonis.”
“Mengetahui bahwa upaya anak-anak dihargai akan mengurangi perasaan kewalahan dan kelelahan serta menumbuhkan pandangan positif dalam mengasuh anak,” kata Kannari kepada Fox News Digital.
“Perasaan bersyukur ini juga dapat mempererat ikatan antara orang tua dan anak serta menciptakan hubungan keluarga yang lebih harmonis.”
5 kekhawatiran teratas yang membuat orang Amerika terjaga di malam hari dan 5 kebiasaan tidur terburuk
Dokter mengatakan bahwa orang tua sering kali merasa bersyukur ketika anak mereka mengucapkan “terima kasih” karena hal itu memperkuat usaha dan pengorbanan anak mereka.
“Saat anak mengungkapkan rasa syukur, hal itu membuat orang tua merasa diperhatikan dan dihargai serta mengingatkan mereka bahwa cinta dan dedikasinya dapat memberikan dampak positif,” kata Kannari.
Selain itu, ketika orang tua merasa diakui, mereka sering kali lebih termotivasi dan terlibat dalam peran mereka, sehingga dapat menghasilkan interaksi yang lebih bahagia dan lingkungan rumah yang lebih memuaskan.
“Pada akhirnya, rasa syukur menciptakan umpan balik positif yang bermanfaat bagi anak-anak dan orang tua dengan menumbuhkan budaya syukur dan hubungan emosional,” kata Kannari.
Berikut rincian selengkapnya.
Bagaimana rasa syukur dapat meningkatkan pola pikir orang tua?
Menurut Mia Rosenberg, LCSW, seorang psikoterapis di Upsider Therapy di New York, rasa syukur dari anak-anak mengurangi stres orang tua, meningkatkan rasa syukur, dan memberi mereka rasa sejahtera secara keseluruhan.
Klik di sini untuk mendaftar buletin kesehatan kami
“Pengakuan kecil atas apa yang telah diberikan orang tua (kepada anak) dapat membuat mereka merasa dihargai, sehingga dapat mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama lagi,” ujarnya.
Bagaimana cara orang tua menanamkan rasa syukur pada anak?
Anak-anak mencari petunjuk dari orang tua mereka tentang bagaimana bereaksi dan menangani situasi, kata Rosenberg.
“Dengan mencontohkan rasa syukur kepada anak-anak Anda, Anda dapat menunjukkan kepada mereka betapa berharganya mensyukuri pemberian dan tindakan kebaikan,” ujarnya.
Untuk artikel kesehatan lainnya, kunjungi foxnews.com/health.
Ketika orang tua mencontohkan pernyataan seperti “Saya merasa sangat beruntung karena cuacanya bagus hari ini” atau “Saya sangat bersyukur bahwa saya memiliki apa yang saya butuhkan setiap hari,” mereka menunjukkan rasa terima kasih kepada anak-anak mereka. Ini adalah metode yang efektif.
“Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepuasan terhadap apa yang kami miliki dan untuk mengapresiasi ide dan barang tersebut,” kata Rosenberg.
Kannali, psikiater anak di Novant Health, sepakat bahwa menanamkan rasa syukur pada anak sebagai sifat inti dalam hidup bisa berdampak besar.
“Gunakan strategi seperti berbicara tentang emosi, mendorong empati, memuji upaya daripada hanya mengevaluasi hasil, menciptakan ritual syukur, memberikan contoh rasa syukur sambil mengajarkan refleksi diri, dan menghindari sikap memanjakan diri yang berlebihan. Orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan rasa syukur yang tulus yang melampaui ekspresi sopan.
KLIK DI SINI UNTUK MENDAPATKAN APLIKASI FOX NEWS
Faktanya, tindakan-tindakan ini “menumbuhkan rasa syukur seumur hidup terhadap orang-orang dan pengalaman,” tambah pakar tersebut.